Recent Posts

Senin, 12 Januari 2015

Kumpulan Puisi Andri Romdhoni



PENCURI
Ketika burit mulai menua
Di kala sang mega tak lagi memerah
Sekelompok jangkrik yang mulai berisik
Suara bedug surau yang saling beradu


Bambu-bambu kecil itu mulai merunduk
Pertanda ragamu yang tak lagi tidur
Tak lelahkah engkau mencari?
Bocah-bocah kecil yang tak pasti

Kau sang pencuri raga
Rambutmu yang sesedap dupa
Bangkongmu yang kau biarkan meraba
Bentala

Kau sang pencuri raga
Dengan purnama sebagai cahaya
Bebek-bebek  putih prajuritmu
Peneman dalam pencarianmu

Apakah dirimu tahu?
Bocah-bocah kecil telah bermimpi
Di balik biyung-biyung mereka
Telah terjaga oleh sang tua

Sahutmu mencari, bocah-bocah kecil yang tak pasti
Malam, gelap, pekat, malam


 ANTARA AKU, MAR DAN VIOLET
Sebuah malam yang enggan kembali
Dalam hati menghamburkan rindu
Lupakanlah penantian akan hadirku
Dewi
Biarlah desau angin membiusku
Dalam kesendirian

Kapankah kau mulai mengerti
Semenjak november lalu di sore itu
Ketika kau diam dan di hadapanmu begitu runyam

Mar
Salahkah diriku
Bila matinya peduliku akan hadirmu?
Akrabku hampa
Senyumku buta
Sudah tak ada sesak
Bibir ini tak lagi kelu mengabari
Tawaku pecah di sini
Ragaku betah di sini
Dalam dekapmu aku sendu

Inginku pulang
Bukan kepadamu untuk mereka
Kembang senyumku untuk di sini
Bukan untukmu
Untuk violet
Tulus

Bulan bintang kelinci buku diary
Seketika kubertanya
Adakah korelasi-korelasi dari semua ini?


TENTANG KITA
Tua telah tiba di atas sembilan
November itu masih berjalan
Hari fitri yang menambah umur
Dalam tiga yang kian menua

Engkau tak pergi
Berteman bunga engkau sendiri
Demi putri

Ketiga malam ketika itu
Subuh menjadi lamunan penantian
Sakitmu mengundang firasat
Denganmu mereka mengerti

Penantian pun usai
Dia telah menyapa
Rembulan, malam, dunia,
Engkau
Lewat dirimu, perjuanganmu
Untuk putri

Fitri itu berlampau
Satu dekade lalu
Hari suci yang mungkin dini
Aku ada karenamu, olehmu

Tentang bungsu, aku dan sang pejuang


SANG BAHAGIA
Lewat malam kubebaskan
Dalam diri yang kuakhiri
Tidurku sendiri dalam sepi

Dalam subuh tengadah tanganku
Untukmu Tuhanku
Harapan yang sedari dulu
Kini kuulang kembali
Dalam doaku
Untuk diriku, dirimu

Dalam pagi
Setelah semua yang indah hadir
Semerbak harum bebunga
Setelah kau datang
Dalam janji suci engkau bersiap
Bebasku pergi
Sendiriku hilang


LAMPAU DAN KINI, SESUATU UNTUKKU
Kian malam yang meraih dini
Tetangga mengucap nama
Mengganggu sepasang mata
Mengakhiri mimpi

Yang lalu telah usai, dini
Memaksa ego untuk
Sebuah tuju
Menjemput dingin malam
Suatu keberkahan adalah
Harapan

Lari, mencari, berucap, jujur, menerima,
Berdoa, bersyukur

Engkau kembali ketika pagi
Diri yang tak lagi berteman malam
Senyumku tercipta olehmu
Buah tangan

Ketika terik tak bersahabat
Kau bergegas pergi dalam pencarian
Kau tinggalkan pengganti dan sekotak nasi
Untuk diriku setelah kembali

Suara adzan surau
Diriku rindu olehmu
Juga suatu dalam anyamanmu
Bila kau tak peroleh
Entah, apa yang terjadi
Pada diriku
Kini.



0 komentar:

Posting Komentar