PENCURI
Ketika burit mulai menua
Di kala sang mega tak lagi
memerah
Sekelompok jangkrik yang mulai
berisik
Suara bedug surau yang saling
beradu
Bambu-bambu kecil itu mulai merunduk
Pertanda ragamu yang tak lagi
tidur
Tak lelahkah engkau mencari?
Bocah-bocah kecil yang tak pasti
Kau sang pencuri raga
Rambutmu yang sesedap dupa
Bangkongmu yang kau biarkan
meraba
Bentala
Kau sang pencuri raga
Dengan purnama sebagai cahaya
Bebek-bebek putih prajuritmu
Peneman dalam pencarianmu
Apakah dirimu tahu?
Bocah-bocah kecil telah bermimpi
Di balik biyung-biyung mereka
Telah terjaga oleh sang tua
Sahutmu mencari, bocah-bocah
kecil yang tak pasti
Malam, gelap, pekat, malam
ANTARA
AKU, MAR DAN VIOLET
Sebuah malam yang enggan kembali
Dalam hati menghamburkan rindu
Lupakanlah penantian akan hadirku
Dewi
Biarlah desau angin membiusku
Dalam kesendirian
Kapankah kau mulai mengerti
Semenjak november lalu di sore
itu
Ketika kau diam dan di hadapanmu
begitu runyam
Mar
Salahkah diriku
Bila matinya peduliku akan
hadirmu?
Akrabku hampa
Senyumku buta
Sudah tak ada sesak
Bibir ini tak lagi kelu mengabari
Tawaku pecah di sini
Ragaku betah di sini
Dalam dekapmu aku sendu
Inginku pulang
Bukan kepadamu untuk mereka
Kembang senyumku untuk di sini
Bukan untukmu
Untuk violet
Tulus
Bulan bintang kelinci buku diary
Seketika kubertanya
Adakah korelasi-korelasi dari
semua ini?
TENTANG
KITA
Tua telah tiba di atas sembilan
November itu masih berjalan
Hari fitri yang menambah umur
Dalam tiga yang kian menua
Engkau tak pergi
Berteman bunga engkau sendiri
Demi putri
Ketiga malam ketika itu
Subuh menjadi lamunan penantian
Sakitmu mengundang firasat
Denganmu mereka mengerti
Penantian pun usai
Dia telah menyapa
Rembulan, malam, dunia,
Engkau
Lewat dirimu, perjuanganmu
Untuk putri
Fitri itu berlampau
Satu dekade lalu
Hari suci yang mungkin dini
Aku ada karenamu, olehmu
Tentang bungsu, aku dan sang
pejuang
SANG
BAHAGIA
Lewat malam kubebaskan
Dalam diri yang kuakhiri
Tidurku sendiri dalam sepi
Dalam subuh tengadah tanganku
Untukmu Tuhanku
Harapan yang sedari dulu
Kini kuulang kembali
Dalam doaku
Untuk diriku, dirimu
Dalam pagi
Setelah semua yang indah hadir
Semerbak harum bebunga
Setelah kau datang
Dalam janji suci engkau bersiap
Bebasku pergi
Sendiriku hilang
LAMPAU
DAN KINI, SESUATU UNTUKKU
Kian malam yang meraih dini
Tetangga mengucap nama
Mengganggu sepasang mata
Mengakhiri mimpi
Yang lalu telah usai, dini
Memaksa ego untuk
Sebuah tuju
Menjemput dingin malam
Suatu keberkahan adalah
Harapan
Lari, mencari, berucap, jujur,
menerima,
Berdoa, bersyukur
Engkau kembali ketika pagi
Diri yang tak lagi berteman malam
Senyumku tercipta olehmu
Buah tangan
Ketika terik tak bersahabat
Kau bergegas pergi dalam
pencarian
Kau tinggalkan pengganti dan
sekotak nasi
Untuk diriku setelah kembali
Suara adzan surau
Diriku rindu olehmu
Juga suatu dalam anyamanmu
Bila kau tak peroleh
Entah, apa yang terjadi
Pada diriku
Kini.
0 komentar:
Posting Komentar