Recent Posts

Senin, 08 Desember 2014

Analisis naskah drama "Abu" karya B. Soelarto



ABU
B. Soelarto

                Tuan X adalah seorang lelaki berusia 48 tahun. Memiliki seorang istri yang masih sangat muda dan juga seorang pelayan wanita berumur 27 tahun. Sepulang kerja, Tuan X dikejutkan oleh sebuah bungkusan yang diberikan oleh pelayannya. Bukan bungkusan tanpa pengirim itu saja yang membuatnya terkejut, tetapi juga isi dari bungkusan itu yang hanya terdiri dari abu. Dengan kesal dibuangnya abu dalam bungkusan tersebut, dan seketika itu pula muncul Ruh.

                Ruh adalah sesosok arwah romusha. Dia datang menghantui Tuan X untuk menagih janji-janji masa lalunya. Kedatangan Ruh meruntuhkan kejiwaan Tuan X karena mau tidak mau dia harus membuka lagi kejahatan diwaktu lampaunya. Tuan X adalah seorang penyokong imperialisme Jepang yang ketika itu memekikkan banyak propaganda yang membius kalangan rakyat Indonesia. Salah satu kejahatan terkejinya adalah perekrutan romusha. Dimasa lalu, Tuan X dan koloninya mengumbar beragam berita palsu bahwa para romusha mati, pecah sebagai ratna. Padahal sebelumnya pun mereka sudah berubah menjadi kerangka hidup lantas kemudian mati diujung tombak atau bayonet. Istri-istri mereka pun diseret secara paksa ke ladang gula-gula para serdadu Jepang dan akhirnya mati karena penyakit kotor. Tuan X dan sekutunya dulu juga menjanjikan bahwa para romusha akan dikuburkan secara terhormat dengan batu nisan dan segala bentuk tugu kenangan. Namun janji tinggal janji, dan kunjungan Ruh kali ini adalah untuk mengingatkannya.
Entah karena ucapan Ruh, atau memang kejadian itu sangat mengguncang jiwa Tuan X, laki-laki itu kemudian mengalami kemunduran otak. Ketika istri dan pelayan datang menengoknya, ia hanya memaki keras pada Ruh yang berdiri di belakang mereka. Sang istri yang cemas langsung berinisiatif untuk memanggil dokter jiwa.
Beberapa hari setelah Tuan X dinyatakan gila dan harus menginap di “kandang gila”, istrinya meminta sang dokter untuk membuatkannya surat keterangan terkait keadaan suaminya. Sama seperti tingkah suaminya yang korup, watak sang istri ternyata juga culas, serong. Dia berencana untuk menuntut cerai dengan alasan suaminya telah gila, sehingga seluruh kekayaan laknat suaminya akan jatuh ke tangannya. Tepat disaat dia membicarakan impiannya itu, Tuan X ternyata berdiri didepannya. Tentu dengan seragam khusus penghuni kandang gila. Sambil tersenyum sinis, dia mengambil pistol di salah satu laci meja kerjanya dan dengan kasar dia mendesak istrinya. Karena ketakutan sang istri lari dan langkahnya dihentikan oleh beberapa kali tembakan pistol. Pelor timah itu menembus badannya, mati.
Tuan X tertawa menggila lalu membakar seluruh hartanya. Dia lantas menembuskan pelor timah itu ke otaknya. Seluruh jiwa dan hartanya kembali ke neraka jahanam dalam bentuk: ABU.
Analisis Drama ABU
1.       Plot
a.       Eksposisi
Drama ABU diawali dengan penggambaran tokoh dan setting tempat, yaitu Tuan X yang sedang berada dalam sebuah ruang kamar kerja, lengkap dengan segala bentuk perabotannya yang mewah. Rupanya Tuan X baru saja pulang dari kerja, dan ia mendapati pelayannya menyerahkan sebuah bungkusan kecil berisi abu.
b.      Konflik
Situasi konflik dimulai ketika Tuan X mulai merasa kesal dengan bungkusan tanpa alamat dan tanpa pengirim yang hanya berisi abu melulu. Ketika Tuan X mengibas-ngibaskan abu tersebut, seketika itu pula Ruh muncul.
c.       Komplikasi
Kedatangan Ruh ternyata sangat mengguncang kejiwaan Tuan X karena ia diingatkan kembali pada dosa-dosa masa lalunya yang mengumbar janji tanpa bukti kepada para korban romusha. Pikiran Tuan X terus didesak mundur bahkan setelah Ruh menghilang. Akhirnya Nyonya X, istri Tuan X, meminta seorang dokter untuk merawat Tuan X di rumah sakit jiwa.
d.      Klimaks
Nyonya X meminta dokternya untuk membuat keterangan tentang kondisi Tuan X. Jelas dia menginginkan perceraian dengan suaminya yang terpaut usia duapuluh tahunan lebih dengannya. Tanpa diduga, ternyata Tuan X begitu saja menampakkan diri di hadapan istrinya ketika baru saja sedetik lalu ia berbicara sendiri mengungkapkan keinginan busuknya. Dengan penuh dendam, Tuan X mendekati istrinya. Karena ketakutan, istrinya berlari dan langkahnya dihentikan oleh beberapa tembakan pelor timah yang dilontarkan oleh Tuan X. Dia tergeletak mati.
e.      Resolusi atau Falling Action
Tuan X meringkaskan seluruh hartanya dalam bentuk abu. Lalu ia menembuskan pelor timah itu ke otaknya, menyusul istrinya.

2.       Klasifikasi Tokoh
a.       Tokoh Protagonis : Ruh
b.      Tokoh Antagonis  : Tuan X, Nyonya X
c.       Tokoh Tritagonis  : Dokter, Pelayan

a.       Tokoh Sentral          : Tuan X
b.      Tokoh Utama           : Nyonya X, Ruh
c.       Tokoh Pembantu    : Dokter, Pelayan
3.       Watak Tokoh
a.       Keadaan fisik (fisikologis)
·         Tuan  X                 : pria berusia 48 tahun, mengenakan seragam kerja dan berdasi.
·         Nyonya X             : wanita manis berusia 25 tahun
·         Ruh                        : arwah romusha, lelaki berusia 30 tahun
·         Dokter                  : lelaki berusia 36 tahun
·         Pelayan                                : wanita berusia 27 tahun
b.      Keadaan psikis (psikologis)
·         Tuan X                  : serakah, korup, pembual
·         Nyonya X             : culas, serong, gila harta
·         Ruh                        : bijaksana
·         Dokter                  : cekatan
·         Pelayan                : mudah panik
c.       Keadaan sosial (sosiologis)
·         Tuan X                  : penyokong imperialis Jepang
·         Nyonya X             : materialistis, mengikuti kursus kecantikan
·         Ruh                        : pekerja paksa zaman Jepang
·         Dokter                  : penyedia jasa
·         Pelayan                                : pembantu

4.       Setting
a.       Setting Tempat : ruang kerja Tuan X, rumah Tuan X
b.      Setting Waktu   : malam hari, beberapa waktu pasca kekuasaan fasis Jepang
c.       Setting Ruang    : menakutkan
5.       Tema atau Nada Dasar Cerita
Tuntutan para korban romusha.

Sumber: Makalah Kelompok Andri Romdhoni.

2 komentar:

Renita mengatakan...

materinya lengkap, terima kasih sudah berbagi.

[Andri Romdhoni] mengatakan...

Terima kasih kak, sama-sama. Selamat menyimak postingan-postingannya, semangat :)

Posting Komentar