Lawang Sewu
Setelah tiga
jam menempuh perjalanan yang melelahkan dari kota Solo akhirnya kami pun sampai
di kawasan tugu muda kota Semarang . Suasana
di kota atlas tersebut begitu ramai pada malam hari , apalagi pada saat
musim liburan sekolah seperti ini . Kami pun turun dari bis sekolah yang kami
tumpangi tepat di depan pintu gerbang sebuah bangunan bersejarah di kota itu . Bangunan
yang begitu megah berdiri menghiasi taman kota lumpia ini . Di samping pintu
gerbang bagian kanan tampak penjual jagung bakar yang sedang melayani
seorang gadis kecil berambut pirang . Lalu
di pintu gerbang bagian kiri tampak sekelompok anak muda yang sedang duduk
bersila di atas tikar berwarna hijau . Sepertinya mereka sedang menunggu
racikan wedang ronde dari penjualnya .
Jika dilihat
dari depan , bangunan yang berada di timur Tugu Muda ini seperti rumah besar
dengan dua tugu menara dan dua sayap
bangunan yang membentang ke arah kanan dan juga ke arah kiri . Di bagian atas dari kedua tugu menara berdiri
, terlihat seperti kubah besar dengan warna merah kekuning-kuningangan. Atap pada bangunan yang lainnya juga berwarna
sama dengan tugu menara tersebut . Sehingga bisa ditebak bahwa bangunan
bersejarah ini bergaya arsitektur kolonial . Bangunan yang bisa dibilang klasik
pada masa-masa sekarang ini .
Setelah mengamati
dari luar , kami pun melangkah masuk ke dalam
kawasan bangunan bersejarah itu . Kereta api berwarna hitam yang hanya memiliki
beberapa gerbong saja menyambut kedatangan kami
. Kereta api itu berdiri dengan gagah tepat di belakang pagar depan yang
merupakan sambungan dari pintu gerbang . Dari arah pintu gerbang ke pusat
bangunan , kami berjalan melewati jalanan berpaping yang diapit oleh rerumputan
hijau . Di sekitar bangunan itu tampak bangunan-bangunan kecil yang berbentuk
bulat seperti tabung dengan atap yang seperti payung . Di depan bangunan
tersebut juga terdapat halaman yang cukup luas . Halaman tersebut biasa di
gunakan untuk memarkirkan kendaraan . Bangunan ini juga dikelilingi oleh taman
kecil yang memanjang . Taman yang menempel pada dinding bangunan tersebut
terdapat beberapa pohon kecil yang
tertanam di dalamnya .
Kami pun
akhirnya masuk ke dalam bangunan . Hari yang semakin malam dan bangunan yang
tampak klasik membuat suasana yang
berbeda dari sebelumnya . Kami lalu berjalan menyusuri teras sambil menikmati
desain interior yang begitu menarik pada bangunan ini . Di depan teras tersebut berdiri tugu
setinggi pinggang yang memanjang . Lalu di atas tugu tersebut berdiri juga
pagar-pagar besar yang menjulang ke atas menahan bangunan di atasnya .Tugu-tugu
itu berdiri saling berjejeran sehingga terbentuk seperti jendela yang besar . Di bangunan bersejarah ini kami seringkali
menemukan jendela-jendela yang tinggi dan juga lebar yang saling berjejeran .
Bukan hanya itu saja , kami juga menemukan pintu-pintu
dengan desain yang tampak kuno .
Dengan rasa
yang penasaran mengenai arsitektur bangunan , kami pun masuk lebih dalam . Kami
pun menjelajahi bangunan yang memiliki tiga lantai dan ruang bawah tanah ini.
Bangunan milik PT Kereta Api Indonesia ini dulunya merupakan sebuah tempat
penahanan tawanan Belanda pada saat jaman penjajahan di Indonesia . Bangunan
ini memiliki pintu dan juga jendela yang sangat banyak , sehingga masyarakat
lokal maupun interlokal biasa menyebutnya dengan Lawang Sewu .
0 komentar:
Posting Komentar