Recent Posts

Senin, 12 Januari 2015

Naskah Drama Andri Romdhoni



Membunuh Simbah

Apa jadinya bila kematian itu adalah suatu yang dipaksakan oleh seseorang? Lalu bagaimana dengan takdir?

BABAK SATU
Simbah Andjani duduk termenung meratapi apa yang sedang terjadi pada dirinya. Sesekali batuk mengiringi aliran air mata yang jatuh menetes ke balutan jarit penutup bagian bawah tumbuh simbah. Sesekali punggung menghentakkan ke arah sandaran kursi agar dapat bergerak lalu bergoyang. Suara radio telah mengganggunya.

Cerita Pendek Andri Romdhoni



Jalan Kecil di Tahun Baru
Kau tahu jalan panjang yang berada di pojok timur dusun ini? Ukurannya yang begitu kecil dan juga sempit, yang tak bisa untuk jalur mobil. Apalagi memutar bodi si mobil, mustahil jika bisa berjalan dengan sempurna. Bilamana lebar jalan ini tak seluas pada umumnya, namun panjangnya entah sampai ke mana, lelah jika aku berniat menyusurinya. Berlapis plesteran pasir campur semen, jalan ini bertekstur persegi tersekat oleh pola-pola cekungan. Di kanan kirinya bercabang jalan-jalan kecil yang sebagian entah aku juga tak tahu arah ke mana. Dengan umur yang semakin tua dan ulah tangan nakal manusia, jalan ini tak semulus dulu lagi.

Cerita Pendek Andri Romdhoni



ANAK SUMUR

Sekelompok ayam telah meyelesaikan pekerjaan rutinnya empat jam lalu, induk beserta anak-anaknya berjalan beriringan bak seorang pangeran dan prajuritnya dalam sebuah perburuan. Mereka tak henti-hentinya mengorek sampah hasil pertukaran jual beli penduduk pasar kemarin dengan cakarnya masing-masing. Barangkali sebungkus kacang layu menjadi sarapan mereka, menjadi rejeki mereka setelah kodratnya untuk menamatkan  mimpi-mimpi manusia. Seekor kucing malas beranjak dari tumpukan sayur busuk dalam keranjang yang reot. Kadal begitu berhati-hati dalam menyeberang agar terhindar dari injakan kaki-kaki besar penduduk pasar. Pucuk payung dagangan yang tak megar menjadi tempat mengasyikan bagi sepasang kumbang dalam persenggamaan mereka.

Kumpulan Puisi Andri Romdhoni



PENCURI
Ketika burit mulai menua
Di kala sang mega tak lagi memerah
Sekelompok jangkrik yang mulai berisik
Suara bedug surau yang saling beradu

Kamis, 25 Desember 2014

Kumpulan Cerpen Puthut EA



Sesaat Sebelum Berangkat
Aku menutup kembali pintu lemari pakaian. Isak tangis tertahan masih terdengar dari luar kamar. Tanganku meraih daun pintu, menutup pintu kamar yang terbuka sejengkal. Suara tangisan tinggal lamat-lamat.
Aku berjalan pelan menuju jendela, membukanya, lalu duduk di atas kursi. Pagi ini, langit berwarna kelabu. Sejujurnya, sempat melintas pertanyaan di kepalaku, kenapa aku tidak menangis? Kemudian pikiranku mengembara, menyusuri tiap jengkal peristiwa yang terjadi tiga pekan lalu.

Kumpulan Cerpen Seno Gumira Ajidarma



Mayat Yang Mengambang Di Danau
Barnabas mulai menyelam tepat ketika langit bersemu keungu-unguan, saat angin dingin menyapu permukaan danau sehingga air berdesis pelan, sangat amat pelan, nyaris seperti berbisik, menyampaikan segenap rahasia yang bagai tidak akan pernah terungkapkan.

Kumpulan Cerpen GM Sudarta



Wiro Seledri
Berita lelayu yang diumumkan mesjid desa sesudah shalat subuh, mengejutkan saya. Mbah Prawiro meninggal dunia, padahal 3 hari yang lalu saya masih menjumpainya saat bersama ta’ziah di tetangga dekat rumah yang meninggal.