Bila Malam Bertambah Malam
Putu
Wijaya
Sudah
sekitar duapuluhan tahun Nyoman, seorang gadis desa berkasta sudra,
disekolahkan dan dibiayai kehidupannya oleh Gusti Biang, seorang wanita tua
berkasta bangsawan. Begitu pula dengan Wayan, seorang pria yang lebih tua dari
Gusti Biang, sudah puluhan tahun mengabdi padanya. Gusti Biang adalah seorang
janda beranak satu, yaitu Ngurah, sudah lama berada dalam kondisi
sakit-sakitan.
Entah
mengapa akhir-akhir ini Gusti Biang berubah menjadi semakin semena-mena
terhadap Nyoman. Tingkatan kasta kembali dimunculkan dan Nyoman makin terasa
teraniaya. Dia kerap kali dipukuli, dilempar gelas, dicaci, bahkan
disumpahserapahi, sampai akhirnya Nyoman merasa tidak tahan lagi. Kemudian dia
mohon pamit setelah berkali-kali diusir Gusti Biang. Wayang yang mengetahui
bahwa Nyoman telah pergi segera mendekati Gusti Biang, dan dibukalah sebuah
tabir bahwa Ngurah, putra tunggal Gusti Biang, sangat mencintai Nyoman dan
mereka telah bertunangan. Mengetahui kenyataan tersebut Gusti Biang bertambah
berang dan ia mengusir Wayan pula, terlebih karena dia berasal dari kasta yang
sama dengan Nyoman, sudra.
Langkah
Wayan yang hendak pergi meninggalkan rumah Gusti Biang bertepatan dengan
kedatangan Ngurah. Lelaki itu langsung mencegahnya pergi. Gusti Biang yang
melihat kedatangan Ngurah langsung menuntut penjelasan Ngurah. Betapa murkanya
ia mendengar keterangan Ngurah yang membenarkan pernyataan Wayan.
Ngurah
yang sedang berada dalam kebingungan bertambah kalut ketika Wayan menambahkan
tabir tersembunyi diantara keluarga mereka. Wayan adalah orang yang sangat
dicintai Gusti Biang dan merupakan ayah dari Ngurah. Namun Gusti Biang tidak
pernah mau menikahi Wayan lantaran malu akan latar belakang kasta yang
melingkupi mereka.
Setelah
berdebat sengit, Gusti Biang akhirnya luluh dan mengizinkan Ngurah untuk
menikahi Nyoman. Wayan kembali ke sisi Gusti Biang yang sangat dicintainya.
Analisis Drama Bila Malam
Bertambah Malam
1.
Plot
a.
Eksposisi
Drama menggambarkan Nyoman
sedang menyiapkan makan malam untuk Gusti Biang. sementara Wayan mengampelas
patung.
b.
Konflik
Gusti Biang yang
sedang berada dalam kondisi sakit-sakitan terus memaki Nyoman yang datang menawarkan
obat padanya. Gusti Biang bahkan mengusir Nyoman dan menyebutnya sebagai leak.
c.
Komplikasi
Gusti Biang
bertambah berang ketika Wayan memberitahukan bahwa Nyoman adalah tunangan
Ngurah, putranya. Akibatnya, Gusti Biang juga mengusir Wayan yang berkasta sama
dengan Nyoman.
d.
Klimaks
Ngurah yang baru
datang selepas kepergian Nyoman langsung membenarkan pernyataan Wayan bahwa ia
sangat mencintai Nyoman. Gusti Biang sangat marah mendengar pernyataan Ngurah.
Apalagi ditambah dengan ucapan yang dilontarkan Wayan sebelum ia benar-benar
keluar dari rumah Gusti Biang. Ngurah yang mengetahui kenyataan bahwa ayahnya
yang sebenarnya adalah Wayan jelas sangat terkejut. Gusti Biang tidak pernah
mau menikahi Wayan akibat perbedaan kasta yang ada diantara mereka.
e.
Resolusi atau Falling Action
Akhirnya Ngurah
diperbolehkan untuk menikahi Nyoman,
f.
Keputusan
Ngurah pergi
menyusul Nyoman dan Wayan tidak jadi meninggalkan Gusti Biang. Wayan seumur
hidup akan terus mencintai dan mengabdi pada Gusti Biang.
2.
Klasifikasi Tokoh
a.
Tokoh Protagonis : Gusti Biang
b.
Tokoh Antagonis : Wayan, Nyoman, Ngurah
c.
Tokoh Tritagonis :
a.
Tokoh Sentral : Gusti Biang
b.
Tokoh Utama : Nyoman, Wayan
c.
Tokoh Pembantu : Ngurah
3.
Watak Tokoh
a.
Keadaan fisik (fisikologis)
·
Gusti Biang : seorang wanita
tua, sakit-sakitan
·
Wayan : seorang pria setua Gusti Biang, sudah berkurang pendengarannya
·
Nyoman : seorang gadis manis berusia duapuluh tahunan
·
Ngurah : seorang pria yang tidak lebih tua daripada Nyoman
b.
Keadaan psikis (psikologis)
·
Gusti Biang : pemarah, kasar, suka menuduh orang, suka
perhitungan
·
Wayan : sabar, setia, pemaaf
·
Nyoman : tabah, sopan
·
Ngurah : berani, setia.
c.
Keadaan sosial (sosiologis)
·
Gusti Biang : bangsawan, kasta kesatria
·
Wayan : orang biasa, setia pada negara, kasta sudra
·
Nyoman : gadis desa, miskin, kasta sudra
·
Ngurah : putra tunggal keluarga bangsawan, kasta kesatria
4.
Setting
a.
Setting Tempat : rumah kediaman Gusti Biang, perabotan serba
mewah, di ruang depan ada kursi goyang dan kursi tamu
b.
Setting Waktu : malam hari
c.
Setting Ruang : tegang, penuh dengan perdebatan
5.
Tema atau Nada Dasar Cerita
Perbedaan kasta.
Sumber: Makalah Kelompok Andri Romdhoni.
0 komentar:
Posting Komentar