Recent Posts

Selasa, 09 Desember 2014

Perkembangan dan Sastra Anak-anak



Perkembangan dan Sastra Anak-anak
Perkembangan dan Sastra Anak Usia 1.0-2.0
Ada tujuh ciri utama perkembangan anak-anak pada usia ini yaitu:
  1. Terjadi perkembangan perasaan-perasaan dengna cepat. memberi responsi atau tanggapan terhadap bunyi suara manusia. penglihatan atau visi mereka distimuasi oleh daerah-daerah warna dan kontras-kontras yang tajam dan mencolok.
  2. Menggunakan segala perasaan untuk memeriksa dan meneliti dunia yang langsung ada di dekatnya.
  3. Jangkauan perhatian sangat terbatas.
  4. Membangun dasar-dasar bahasa; bermain dengan bunyi-bunyi, mempelajari kosakata dasar berbarengan dengan konsep-konsep.
  5. Mobilitas dan pengalaman terbatas; minat dan perhatian berpusat pada diri sendiri.
  6. Membangun kepercayaan dasar dalam hubungan insani/manusiawi.
  7. Mempelajari otonomi dalam keterampilan dasar menolong diri sendiri.
Berikut ini kita terakan implikasi dari ketujuh ciri utama tersebut secara berurutan:
  1. Menikmati irama-irama, nyanyian-nyanyian dan ninabobok.
  2. Memperoleh kegunaan maksimum dari buku-buku yang kuat dengan halaman-halaman yang dapat  dicuci/dibersihkan tanpa rusak.
  3. Banyak waktu-waktu bercerita secara singkat jauh lebih baik daripada satu waktu yang lama/panjang.
  4. Perlu mendengar banyak rima dan cerita sederhana.
  5. Memerlukan buku-buku yang mencerminkan diri sendiri dan orang lain dan kegiatan-kegiatan dalam lingkungan dekat.
  6. Membutuhkan cinta dan kasih sayang dari para pengasuh, baik dalam cerita maupun dalam kehidupan.
  7. Menyukai cerita-cerita khas mengenai anak kecil yang baru belajar berjalan yang pandai menyapi diri sendiri atau mengenakan pakaian sendiri.

Perkembangan dan Sastra Anak Usia 3.0,4.0.dan 5.0
Pada usia ini terdapat 10 ciri utama perkembangan anak, yaitu:
  1. Perkembnagan bahasa terjadi dengan sangat cepat.
  2. Anak-anak sangat aktif, jarak jangkauan perhatian mereka pendek.
  3. Anak merupakan pusat dunia sendiri.
  4. Ingin tahu tentang dunia mereka sendiri.
  5. Anak membangun konsep-konsep melelui sejumlah pengalaman dari dekat.
  6. Sang anak memiliki sedikit perasaan mengenai waktu.
  7. Sang anak belajar memalui permaianan imajinatif; dunia khayalan mengenai khewan-khewan yang dapat berbicara dan magic/sihir seolah-olah nyata.
  8. Sang anak mendambakan keakraban dan keamanan dalam hubungannya dengan orang lain.
  9. Sang anak mulai menyatakan kemandirian.
  10. Sang anak membuat keputusan-keputusna mutlak mengenai benar dan salah.
Impilikasi dari kesepuluh ciri utama perkembangan anak secara berurutan, sebagai berikut:
  1. Perhatian pada kata-kata, kesenangan pada rima-rima, kata-kata nonsens dan pengulangan cerita-cerita komulatif.
  2. Sang anak membutuhkan buku-buku yang dapat diselesaikan dalam sekali duduk. hendaknya mempunyia kesempatan mendengarkan cerita-cerita berapa kali setiap hari.
  3. Sang anak mempunyai tokoh-tokoh yang mudah dikenali.
  4. Sang anak menyukai cerita-cerita mengenai pengalaman sehari-hari, binatang kesayangan, benda-benda mainan, rumah, orang-orang dalam lingkungan dekat.
  5. Buku-buku sastra memperluas dan memperkuat pengembangan konsep-konsep anak.
  6. Buku-buku sastra dapat membantu anak-anak mulai memahami urutan waktu.
  7. Anak-anak menyenangi cerita-cerita yang melibatkan permainan imajinatif.
  8. Dongeng-dongeng sebelum tidur dan ritual-ritual lainnya yang dibaca nyaring memberikan Pengalaman sastra yang positif.
  9. Buku-buku sastra dapat menggambarkan berbagai emosi, sang anak menyenangi cerita-cerita atau dongeng-dongeng.
  10. Sang anak mengharapkan agar perilaku yang jelek dihukum dan perilaku yang baik mendapat hadiah/pujian.
Perkembangan dan Sastra Anak Usia 6.0 dan 7.0
Ada 14 ciri utama perkembangan anak pada usia ini, yaitu:
  1. Perkembnagan dna perluasan bahasa berlangsung terus berkesinambungan.
  2. Jangkauan perhatian dan minat anak bertambah luas dan meningkat terus.
  3. Kerja keras untuk mengerjakan keterampilan anak sangat diharapkan oleh orang dewasa.
  4. Pembelajaran masih berdasarkan persepsi langsung dan pengalaman langsung.
  5. Minat dan perhatian masih tertuju pada dunia sendiri, tetapi sudah ingin tahu tentang jarak benda-benda yang lebih luas.
  6. Konsep-konsep waktu masih samar-samar bagi anak-anak.
  7. Anak-anak sudah lebih mudah memisahkan fantasi dari realitas, lebh menyadari imajinasi sendiri.
  8. Anak-anak lebih mulai mengembangkan empati dan memahami orang lain.
  9. Anak-anak mengalami pertumbuhan keadilan, tanpa menghiraukan keadaan sekitar.
  10. Rasa humor berkembang pada anak-anak usia ini.
  11. Anak-anak penasaran dan ingin tahu tentang perbedaan-perbedaan seks dan reproduksinya.
  12. Sosok fisik tubuh anak-anak mengalami perubahan.
  13. Anak-anak terus mencari kebebasan dari orang-orang dewasa dan mengembangkan inisiatif
  14. Anak-anak terus mendambakan keakraban dan ketenangan dalam hubungan keluarga.

Berikut ini kita terakan implikasi setiap ciri utama yang telah kita sebutkan tadi secara berurutan:
  1. Sediakanlah waktu bercerita yang sering selama satu hari untuk memberi kesempatan mendengarkan kekayaan dan keberagaman bahasa sastra.
  2. Anak-anak lebih menyukai cerita bersambung yang disajikan per bab yang merupakan episode yang utuh.
  3. Anak-anak bangga sekali akan prestasi mereka dalam membaca dan menulis. Pengalaman membaca pertama hendaknya menyenangkan dengan menggunakan cerita yang umum.
  4. Gunakanlah buku-buku informasi untuk membuktikan dan memperluas pengalaman anak.
  5. Sediakanlah berbagai ragam buku bacaan anak-anak.
  6. Anak-anak perlu belajar dasar-dasar untuk menjelaskan waktu dan kalender.
  7. Anak-anak menyenangi fantasi; menyukai cerita sederhana yang di dramatisasikan.
  8. Orang-orang dewasa dapat mengajukan pertanyaan seperti “Apa yang akan kamu lakukan?” “ Bagaimana kamu pikir cara siput melawan sang kancil?”.
  9. Anak-anak mendambakan peradilan/pengadilan puitik dalam buku-buku sastra.
  10. Anak-anak menyenangi buku-buku yang mempunyai akhir yang mengejutkan, bermain dengan kata-kata yang indah, situasi-situasi yang tidak layak, dan komedi yang mengandung lelucon kasar.
  11. Para pengajar/guru perlu menerima dan siap menjawab pertanyaan anak mengenai seks.
  12. Buku-buku sastra membantu anak menerima perubahan-perubahan fisik pada diri mereka dan perbedaan-perbedaannya dengan orang lain.
  13. Anak-anak membutuhkan kesempatan untuk memilih sendiri buku dan kegiatan yang diinginkan oleh mereka.
  14. Buku-buku dapat memberi penekanan pada ciri-ciri manusia universal dalam berbagai gaya kehidupan mereka.
Perkembangan dan Sastra Anak Usia 8.0 dan 9.0
Dalam usia ini terdapat 11 ciri utama perkembnangan anak-anak dalam kaitannya dengan perkembangan minat sastra, yaitu:
  1. Anak-anak mencapai kemandirian dalam keterampilan membaca. berbagai variasi terlihat dalam kemampuan dan minat baca.
  2. Tingkat/taraf membaca masih berada di bawah taraf apresiasi atau penikmatan.
  3. Dukungan atau sambutan kelompok sebaya menjadi sangat penting dan meningkat.
  4. Anak-anak mengembangkan norma-norma tentang benar dan salah mulai melihat sudut pandang orang lain.
  5. Sifat egosentrik mulai berkurang; mengembangkan empati bagi orang lain.
  6. Konsep-konsep waktu dan hubungan spesial berkembang pada diri anak-anak.
  7. Anak-anak menyenangi kisah-kisah yang tinggi,humor yang kasar dalam situasi setiap hari.
  8. Pertumbuhan kognitif dan perkembangan bahasa meningkatkan kapasitas pemecahan masalah dan permainan kata.
  9. Koordinasi yang meningkat membuat kacakapan dalam sport dan permainan kian maju serta mendorong minat dalam hobi dan keahlian.
  10. Anak-anak sudah melihat kategori dan klasifikasi dengan kejelasan yang baru.
  11. Anak-anak mencari informasi baru untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan.
kesebelas ciri utama dari perkembangan anak yang telah kita sebutkan diatas memiliki implikasi sendiri-sendiri pula, yaitu:
  1. Anak-anak telah menemukan dan memahami kegiatan membaca sebagai suatu yang menyenangkan.
  2. Penting sekali membaca nyaring bagi anak-anak setiap hari untuk memperluas dan meningkatkan minat, mengembangkan apresiasi dan memberi keseimbangan.
  3. Anak-anak membutuhkan kesempatan yang banyak untuk merekomendasi dan mendisikusikan buku-buku.
  4. Buku-buku memberi kesempatan untuk mengaitkannya dengan beberapa sudut pandangan sangat disenangi oleh anak-anak.
  5. Anak-anak sudah dapat menerima buku-buku yang kurang dari yang berakhir dengan menyenangkan.
  6. Anak-anaki sudah tertarik pada biografi-biografi, kehidupan pada masa lampau, pada negeri-negeri lain dan masa depan.
  7. Para guru perlu mengakui dan mengahargai betapa pentingnya sastra bagi kegembiraan hatu, membebaskan ketegangan dan memberikan kesenangan.
  8. Anak-anak menyukai tantangan untuk memecahkan masalah, menebak teka-teki kehidupan dan misteri.
  9. Anak-anak manaruh minat pada buku-buku sport, mengingini pengetahuan khusus tentang sport dan olahraga.
  10. Anak-anak senang mengumpulkan dan tukar menukar buku-buku yang bersampul tipis. mulai mencari buku-buku dari seorang pengarang, buku-buku seri.
  11. Anak-anak memerlukan bimbingan untuk mencari lokasi informasi di dalam suatu buku dan dalam penggunaan perpustakaan.
Perkembangan dan Sastra Anak usia 10.0, 11.0, dan 12.0
Ada 12 ciri utama yang perlu diperhatikan dalam perkembangan anak usia 10.0-12.0 ini beserta impilikasinya masing-masing.
  1. Perkembangan fisik anak-anak sangat beraneka-ragam. pertumbuhan yang cepat mendahului awal masa pubertas. anak pria dan wanita meningkat sekali rasa penasarannya, rasa keingintahuannya terhadap semua aspek seks atau perkelaminan.
  2. Pemahaman dan penerimaan peranan seks merupakan tugas pengembangan pada tahap ini.
  3. Penekanan yang meningkat pada kelompok sebaya dan rasa memiliki serta rasa rindu kian mendalam anak-anak.
  4. Pengeluaran yang disenangi atau pemisahan yang tenang dari orang lain; adanya beberapa prasangka dan ekspresi kecurugaan.
  5. Pola-pola keluarga berubah; dapat menentang otoritas atau wewenang orang tua.
  6. Anak mulai memiliki model-model selain daripada orang tua yang dipetik dari televisi, bioskop, tokoh olahraga, buku-buku. mulai menaruh minat pada pekerjaan masa depan.
  7. Anak-anak membenarkan bahwa mereka menaruh minat dalam kegiatan-kegiatan khusus.
  8. Anak-anak ingin menguji keterampilannya sendiri dan kemampuan diri sendiri; menatap ke depan kepada saat kemandiriannya penuh.
  9. Anak-anak sangat mengembangkan rasa keadilan dan perhatian bagi orang lain.
  10. Anak-anak meningkatkan pemahaman akan kronologi peristiwa-peristiwa masa lalu, mulai melihat banyak dimensi sesuatu masalah.
  11. Meningkatkan mutu keterampilan bernalar dapat dipakai untuk melayani imajinasi anak-anak pada usia ini.
  12. Anak-anak berupaya mencari nilai-nilai; mereka menaruh minat besar pada masalah-masalah dunia; mereka semakin menjadi lebih analitis.
Keduabelas ciri pokok perkembnagan anak pada usia ini mengandung implikasi tertentu pula, yang secara berurutan akan kita kemukakan berikut ini:
1.      Bimbinglah pemahaman proses pertumbuhan dan bantulah anak-anak menemukan masalah-masalah pribadi mereka.
2.      Buku-buku sastra dapat menjelaskan identifikasi dan peranan-peranan jenis kelamin.
3.      Pilihan-pilihan buku kerapkali dipengaruhi oelh teman-teman sebaya anak-anak.
4.      Buku-buku sastra dapat memberikan penekan pada kontribusi-kontribusi unik terhadap berbagai hal.
5.      Buku-buku sastra dapat memberikan wawasan terhadap perubahan hubungan-hubungan tersebut.
6.      Biografi-biografi dapat mengemukakan berbagai model. buku-buku karier memperluas minat anak-anak dan memberikan informasi yang berguna bagi anak.
7.      Anak-anak menyenangi buku-buku yang berkaitan dengan olahraga, hobi dan lainnya.
8.      Anak-anak menyenangi cerita-cerita mengenai kalangsungan hidup dan perjuangan hidup.
9.      Anak-anak menyukai “cerita-cerita duka” tentang kematian kesakitan atau orang-orang mengatasi masalah khusus.
10.  Sastra memberi kesempatan-kesempatan untuk mengkaji isyu-isyu dari berbagai sudut pandang.
11.  Anak-anak dapat memahami dan menangani alur-alur yang rumit dan yang berbelit-belit dalam fiksi ilmiah dan fantasi yang misteri.
12.  Diskusi-diskusi yang bernilai dapat timbul dan tumbuh dari cara guru membaca prosa dan puisi secara nyaring pada anak-anak kelompok usia ini. pertanyaan-pertanyaan dapat menolong para siswa memperoleh serta menambah wawasan pengertian mengengai isi dan struktur kesastraan suatu buku (Huck, Hepler & Hickman 1987: 64-72).


Responsi Anak-Anak Terhadap Sastra
Berbicara mengenai responsi maka sebaiknya kita mengaitkannya dengan stimulus dalam teori stimulus-responsi atau stimulus-response theory dan juga behaviourism ataupun behaviourist theory, behaviourist psychology.
Teori behavioris atau psikologi behavioris adalah suatu teori psikologi yang menyatakan bahwa perilaku insani dna hewani dapat dan seyoginya dikaji dengan bantuan atau dalam kaitannya dengan proses-proses fisik saja. teori behavioris menuntun serta membawa kita kepada teori-teori pembelajaran yang menjelaskan bagaimana suatu peristiwa eksterbak (suatu stimulus) menyebabkan suatu perubahan dalam perilaku seseorang individu (suatu responsi) tanpa menggunakan konsep-konsep seperti “pikiran” atau “ide” atau jenis perilaku mental apa saja.
Teori stimulus-responsi atau teori S-R adalah suatu teori pembelajaran (a learning theory) yang terutama sekali dikaitkan dengan psikolog Amerika yang bernama B.F. Skinner, yang memberikan atau menggambarkan pembelajaran sebagai pembentukan asosiasi-asosiasi diantara responsi-responsi. stimulus (perangsnag, dorongan) adalah penimbul suatu perubahan atau reaksi pada seseornag individu atau suatu organisme. responsi (jawaban, reaksi) adalah perilaku yang ditimbulakan sebagai suatu reaksi yang terjadi atau yang tidak terjadi lagi. penyuatan ayang meningkatkan kemungkinan autau responsi dikenal sebagai penguatan positif (positive reinforcement). penguatan yang mengurangi kemungkinan sustu responsi dikenal sebagai penguatan negatif (negative reinforcement).
Memahami responsi anak-anak terhadap sastra akan jauh lebih mudah jika sekiranya mungkin kita memandang dengan tajam jauh ke dalam kepala sang anak kedalam pikiran mereka. dengan demikian kita dapat melihat konsep cerita apa yang membimbing progres melalui sebuah buku sastra atau pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan apa yang singgah sebagai yang terbentang dalam sastra itu. responsi-responsi kelas mungkin saja jelas dan langsung atau terselubung di dalam situasi yang kelihatan sedikit sekali yang dapat dilakukan malalui sastra. banyak responsi bersifart verbal, banyak pula timbul tanpa kata-kata atau non verbal. ada yang bersifat spontan, ada pula yang harus dipancing, harus dirangsang, dan tidak spontan.
1.1.1        Teori Responsi
Beberapa teori berfokus pada apa yang dibaca, pada bacaan, sedangkan teori yang lainnya berfokus pada siapa yang membeaca, pada pembaca. ada satu hal penting yang disetujui oleh para pakar ialah bahwa proses membaca dan meresponsi itu bersifat aktif daripada bersifat otomatis melulu. responsi bersifat dinamis dan terbuka bagi perubahan berkesinambungan sebaik para pembaca mengantisipasi, mengambil kesimpulan, mengingat, merefleksi, menginterpretasi, dan menghubungkan. “Makna” dan signifikan suatu cerita akan berbeda dari pembaca ke pembaca, tergantung pada usia dan pengalaman pribadi dan juga pengalaman dengan/pada sastra. akan tetapi. responsi seorang pembaca secara pribadi akan turut juga mengubah waktu tertentu bagi refleksi, diskusi, atau pembacaan-pembacaan ulang.
Para guru yang berfokus pada materi-materi yang telah ditetapkan secara kaku terlebih dahulu dan pertanyaan-pertanyaan denagn perangkat jawaban apabila berbicara tentang sastra jelas menginterpretasikan secara sempit dan dangkal apa yang terjadi pada saat seornag pembaca membaca. teori responsi yang dinamis ini, sebaliknya jelas menyarankan agar anak-anak akan melihat berbagai variasi makna dalam suatu puisi atau cerita.
Teori responsi pembaca juga menjelaskan bahwa para pembaca mendekati karya-karya sastra dengan cara yang khusus. James Britton (et al) mengemukakan bahwa dalam semua pemakaian bahasa kita, kita dapat bertindak sebagai partisipan atau sebagai spektator (“penonton”). Dalam peranan partisispan kta membaca dengan maksud untuk menyelesaikan serta menyempurnakan sesuatu dalam dunia nyata, misalnya mengikuti suatu resep makanan. Rossenblatt (1978) juga menyarankan bahwa pembaca biasanya melibatkan kedua peranan tersebut dan agar kita mengalihkan penekanan kita dari yang satu kepada yang satu lagi pada materi dan tujuan kita untuk membaca itu. Dalam peranan yang satu kita sangat meneruh perhatian pada informasi yang dapat dipelajari dari membaca. Pada peranan lainnya perhatian sang pembaca tertuju ppada pengalaman membaca itu sendiri, perasaan-perasaan dan imaji-imaji yang datang dan pergi dengan aliran kata-kat atau arus kalamiah.
Satu hal yang jelas dapat dilakukakn oleh para guru membantu anak-anak atau para siswa mengenal dunia yang diciptakan oleh sang pengarang adalah membantu mereka menemukan pendirian yang tepat, tempat berpijak yang cocok sebagai dasar atau wadah tempatnya memberi tanggapan, memberi reaksi dan memberi ressponsi.
1.1.2        Tipe Responsi
Ekspresi-ekspresi responsi yang paling umum terhadap sastra adalah pernyataan-pernyataan lisan maupun tulis. dalam bentuknya yang paling halus budi bahasanya responsi-responsi yang seperti dikenal sebagai kritik sastra. Dalam suatu kajian belakangna mengenai responsi verbal, Squire (1964) mewawancarai kelas-kelas 9 dan 10 pada berbagai batas perhentian dalam membaca cerita pendek. Salah satu dari observasi-observasinya yang paling menarik adalah adanya suatu tendensi/kecenderungan yang disebut happiness binding, kecenderungan-kecenderungan pada mahasiswa mengaharapkan suatu happy ending (akhir yang menyenangkan. akhir cerita) tanpa menghiraukan fakta sebaliknya dalam cerita tersebut.
Telaah/kajian Applebee (1978) menegenai pernyataan-pernyataan anak-anak mengenai sastra, khususnya menegenai cerita-cerita, yang merupakan dasar bagi karyanya mengenai konsep cerita, memperlihatkan bagaimana ciri-ciri responsi itu berubah sebaik para siswa meningkat dalam usia dan pengalaman. Baru pada masa akhir-akhir ini sajalah para periset mulai melihat secara cermat dan teliti pada apa-apa yang harus dikatakan oleh anak-anak sekolah dasar mengenai sastra, kerapkali mengumpulkan data dari wawancara intensif atau masa-masa observasi yang cukup lama. bahasa yang digunakan dengan cara lain menceritakan atau menulis cerita berdasarkan cerita-cerita lain, misalnya kerapkali memberi petunjuk-petunjuk yang baik mengenai perasaan-perasaan dan pemahaman sang anak tentang keaslian. Orang tua dan para guru anak-anak muda juga mengakui bahwa perilaku-perilaku nonverbal itu merupakan tanda-tanda responsi. Karya seni drama informasi anak-anak, dan kegiatan-kegiatan ekstension buku lainnya memang menarik hati para pendidik dan para peneliti dalam bidang ini, karena merupakan jendela-jendela mengenai responsi anak-anak terhadap seni dan sastra.
6.1.3 Interpretasi Responsi
Mengenali dan mengakui pertumbuhan anak-anak sangat penting bagi para guru, ornag tua dan peneliti. responsi-responsi anak-anak terhadap sastra seperti juga halnya minat-minat dan preferensi atau pilihan-pilihan mereka. Beberapa ciri umum responsi anak-anak dan bagaimana caranya berubah sesuai dengan usia akan kita bicarakan secara singkat berikut ini. karena adanya berbagai variasi diantar anak-anak secara individual, maka memang agak sulit menunjukan secara tepat responsi-responsi “khas” pada setiap tahap;tetapi jelas bermanfaat untuk mengetahui arah umum perubahan-perubahan tersebut.
Responsi Anak Prasekolah dan Sekolah Dasar
Ada lima ciri utama yang perlu kita ketahui pada tahap ini, yaitu :
1.      berorientasi pada gerak (motor oriented). sebagai para penyimak maka anak-anak berresponsi dengan seluruh diri mereka, berpadu sesuai dengan ulangan-ulangan atau mengadakan bantahan terhadap cerita yang bersangkutan. Kalau merka setuju mereka mengulangi, kalau mereka tidak setuju mereka membantah secara lisan dengan iringan gerak. mereka menggunakan gerakan-gerakan tubuh untuk mempraktekan, mengujicobakan beberapa aksi cerita, meniru gerak tokoh cerita. gerakan-gerakan untuk mendemonstrasikan makna(“seperti ini”) dapat diberikan sebagai jawaban   atas pertanyaan-pertanyaan guru. responsi-responsi yang mudah diamati tersebut akan berangsur berkurang dan hilang bila anak-anak bertambah besar dan dewasa.
2.      sasaran spontan memerankan cerita atau sebagian cerita dengan menggunakan gerak, peranan dan konvensi-konvensi sastra dalam permainan dramatik mereka. secara singkat, responsi mereka berupa dramatisasi spontan. tukang-tukang sihir, raja-raja, benda-benda aneh, binatang-binatang buas, dan tipe-tipe tokoh lainnya kelihatan secara alamiah, memperlihatkan betapa baiknya anak-anak pengasimilasikan unsur-unsur kisah-kisah kesayangan mereka. permainan dramatik spontan hilang dari kelas dalam tahun-tahun awal digantikan oleh drama yang lebih terstruktur yang berbagai ragam.
3.      responsi terhadap cerita-cerita sedikit demi sedikit, satu demi satu. responsi-responsi anak-anak mungkin menggarap bagian-bagian lebih daripada keseluruhan-keseluruhan. rincian suatu teks atau ilustrasi mungkin mendorong lebih banyak komentar daripada cerita itu sendiri, sebaik anak-anak membuat asosiasi-asosiasi yang lebih cepar dengan pengalaman mereka sendiri.
4.      terpaksa “menceritakan kembali” semua atau sebagian dari cerita kalau disuruh mengemukakan komentar umum. tanpa pertanyaan  orang dewasa untuk membimbing mereka, maka anak-anka pada usia ini tida dapat membedakan antara cerita itu sendiri dengan komentar-komentar mengenai cerita tersebut.
5.      menggunakan bahasa cakupan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan langsung tentang berbagai cerita. karena anak-anak kecil melihat dunia dalam hubungan-hubungan literal yang konkret, maka jawaban-jawaban mereka tidak akan tergeneralisasi tetapi aka ditulis dalam atau berkaitan dengan tokoh-tokoh dan peristiwa-peristiwa serta objek-objek yang dijumpai dalam cerita.
Responsi Anak Dalam Transisi SD-SMP
Terdapat lima ciri utama yang perlu kita perhatikan dan kita ketahui pada masa transisi dari SD ke SMP ini, yaitu :
1.      peralihan dari penyimak menjadi pembaca. anak-anak mengalami suatu periode yang berfokus pada prestasi membaca mandiri. terdapat banyak komentar mengenai kuantitas: jumlah buku yang dibaca, panjang/tebalnya suatu buku, atau jumlah buku yang dibaca. anak-anak menyukai buku-buku sastra yang bervariasi pilihan kata-katanya, indah bahasanya, kaya gaya bahasanya. apa yang disebut pembaca mandiri ini mungkin saja semakin meningkat menjadi peramah dan suka bergaul. selama anak-anak ingin mempunyai penyimak atau mitra baca dan mulai mengnadalkan teman-teman sebaya sebagai tolok ukur bagi responsi mereka.
2.      menjadi semakin mahir atau terampil dalam perangkuman cerita-cerita sebagai pengganti penceritaan ulang langsung apabila disuruh berbicara mengenai hal itu. merangkum adalah salah satu daru teknik-teknik yang menunjang komentar kritis, tetapi orang-orang dewasa menggunakannya secara lebih tenang dan hati-hati dan lebih tepat daripada yang dilakukan oleh anak-anak.
3.      mengklasifikasi atau mengkategorisasikan cerita-cerita dengan beberapa cara yang sama dengan yang dilakukan oleh orang dewasa. anak-anak pada usia ini, kalau disuruh memilah-milah sejumlah buku, menggunakan kategori-kategori seperti “misteri”, “humor/lucu”, “meyakinkan”, “fantasi”.
4.      mengaitkan reaksi pribadi dengan cerita itu sendiri. anak-anak menilai suatu cerita berdasarkan responsinya tanpa memperhatikan kualitas-kualitasnya sebagai sastra atau daya tariknya bagi orang lain. ini merupaka unsur yang amat kuat dalam responsi, hal ini dapat mempengaruhi pemilihan para guru terhadap sastra anak-anak dan kadang-kadang terhadap para penimbang buku profesional serta juga anak-anak sekolah dasar.
5.      menggunakan ciri-ciri, peristiwa-peristiwa, tema-tema, dan pola-pola pinjaman dari sastra dalam tulisan, sama halnya yang dilakukan oleh anak-anak kecil dalam permainan dramatik. arah pertumbuhan dan perkembangan justru menuju kesadaran yang lebih mantap, ke arah realisasi yang lebih sadar mengenai penggunaan sastra dalam kegiatan menulis.

Responsi anak masa Transisi SD-SMP
1.      Dari penyimak beralih menjadi pembaca.
2.      Semakin mahir merangkum.
3.      Semakin mahir mengklasifikasi/ mengkategori sasi.
4.      Mengaitkan responsi pribadi dengan cerita.
5.      Memakai ciri peristiwa, tema pinjaman dalam menulis.

Responsi anak Sekolah Menengah Pertama
Ciri utama responsi anak terhadap sastra adalah seperti berikut ini.
1.      Mengekspresikan preferensi/ pilihan yang lebih mantap.
2.      Lebih mahir dan cakap berbahasa dan lebih mampu menggarap abstraksi-abstraksi.
3.      Mulia melihat (tetapi tidak secara konsisten) bahwa perasaan-perasaan mereka mengenai suatu buku dikaitkan dengan aspek-aspek yang mudah dikenali bagi penulisan.
4.      Kategorisasi sudah beranjak ke arah persepsi yang lebih analisis terhadap cerita-cerita.

Belajar dari Kekeliruan Responsi
Setiap perasaan dan interprestasi pribadi sastra sang pembaca sendiri adalah sahih, valid karena setiap pembaca berbeda. Walau bagaimanapun juga setiap orang mempunyai suatu  jawaban yang berbeda tetapi benar terhadap pertanyaan “ Apa yang kamu pikir mengenai hal itu?” atau “ Bagaimana pendapat kamu tentang hal itu?” . Akan tetapi beberapa responsi yang dibuat oleh para pembaca, sekalipun mereka mungkin merefleksikan perasaan yang benar, berkontradiksi dengan fakta objektif dari teks bacaan tersebut.
Menurut Goodman dan rekan-rekannya (1972) tidaklah terlalu bermanfaat melihat kekeliruan-kekeliruan semata-mata sebagai sebagai kesalahan-kesalahan. Lebih tepat dan lebih bijaksana melihat itu sebagai petunjuk-petunjuk yang mencerminkan proses berpikir apa atau sistem-sistem isyarat apa yang digunakan oleh sang anak selama membaca. Gagasan keseluruhan mengenai kekeliruan berfokus pada perhatian guru pada jenis pikiran yang anak-anak lakukan, bukan pada jumlah kesalahan yang mereka buat .
Kadang-kadang suatu responsi seakan-akan merupakan kendala atau tidak sesuai dengan teks asli sehingga seorang orang dewasa mungkin mempertanyakan apakah sang anak benar-benar telah membaca atau menyimak suatu keseluruhan cerita yang berbeda.
Mengumpulkan Responsi Anak
Teknik-teknik sederhana dalam mengumpulkan responsi anak:
1.      Mengamati/ mengobservasi anak-anak
2.      Memancing responsi anak-anak
3.      Menelusuri/mengawasi responsi anak-anak
Mengamati anak-anak
Mengamati serta mengawasi anak-anak waktu mereka memilih-milih buku akan membantu orang-orang dewasa untuk menentukan apa minat mereka pada buku-buku sastra. Ada beberapa pertanyaan pembimbing yang harus diajukan pada diri para pengamat sendiri, antara lain:
1.      Apakah mereka langsung pada bagian tertentu dalam buku?
2.      Apakah mereka mengetahui tempat menemukan buku-buku sains, puisi, biografi, atau fiksi?
3.      Apakah mereka melihat judul-judul bab atau ilustrasi-ilustrasinya sebelum melilih sebuah buku?
4.      Apakah mereka meminta bantuan dalam menempatkan buku-buku?
5.      Apakah mereka meminta bantuan atau bimbingan orang lain dan memilih sesuai dengan pilihan pembimbing?
6.      Apakah mereka benar-benar melihat-lihat dan ingin tahu mengenai buku-buku, apakah tanpa tujuan dalam keheranan?
7.      Apakah mereka memilih buku-buku yang terlalu sukar dibaca demi mempertahankan gengsi, untuk meningkatkan status?
Mengamati anak-anak kala mereka mulai membaca mencerminkan informasi lain yang sangat bermanfaat. Pertanyaan pembimbing untuk orang lain adalah:
a.       Apakah mereka mulai dengan cepat?
b.      Dapatkah anda merasakan apresiasi mereka terhadap ilustrasi yang ada?
c.       Apakah posisi tubuh meencerminkan relaksasi dan minat terhadap buku?
d.      Berapa lama waktu yang digunakan dalam membaca aktual?

Memancing Responsi Anak-anak
Apabila fokus diarahkan pada penemuan apa yang dipikirkan oleh anak-anak, maka adalah penting mulai dengan pertanyaan-pertanyaan umum yang memancing anak-anak berbicara dan sama sekali tidak menyarankan/mensugesti jawaban-jawabannya masing-masing agar mereka berpikir:
a.       Apa yang menarik bagi kamu mengenai cerita itu?
b.      Apa yang anda perhatikan mengenai cerita itu?
c.       Mengapa kamu berperasaan seperti itu?
d.      Apa yang membuat kamu berpikir seperti itu?
Pertanyaan yang lebih terarah, lebih direktif dapat juga digunakan untuk menjelajahi suatu daerah khusus pemahaman anak-anak. Anak tetapiu penekanan hendaknya dititikberatkan  pada penemuan ide-ide atau gagasan-gagasan anak sendiri dan bukan pada pencapaian jawaban-jawaban yang telah ditetapkan/ ditentukan sebelumnya. Para guru dapat mengarahkan sejumlah kegiatan yang menarik untuk memancing aspek-aspek responsi tertentu. Ini tentu saja bergantung pada kreativitas guru masing-masing. Kegiatan-kegiatan menulis pun dengan mudah dapat disesuaikan oleh para guru untuk memancing responsi-responsi pribadi anak-anak.
Banyak cara yang dapat digunakan oleh para guru untuk memancing responsi-responsi alamiah, responsi yang wajar di dalam kelas, bergantung pada kepintaran dan kreativitas para guru. Lagi-lagi dituntut kegiatan, kreativitas, kepintaran, gaya menarik dari para guru.

Mengawasi Responsi anak-anak
Mengamati serta mengundang, mengobservasi serta memancing responsi-responsi anak-anak akan mengandung lebih banyak nilai, akan jauh lebih bermakna, seandainya sang guru dapat mengawasi responsi yang ingin ditemukan atau yang ingin diperoleh. Banyak guru yang mengambil keuntungan dari adanya rekaman-rekaman bacaan untuk mencatat atau membuat catatan ringkas mengenai responsi anak-anak. Alat penting lainnya untuk mengawasi responsi anak-anak adalah audiotape recorder. Perlengkapan videotape dapat digunakan untuk merekam berbagai pengalaman drama atau kegiatan-kegiatan berskala besar. Selama video dapat menangkap responsi-responsi non-verbal secara baik, maka aparat-aparat itu terlalu intrunsif, terlalu mengganggu, menjadikan sarana ini sebagai posibilitas sehari-hari bagi kelas-kelas individual. Dan sudah barang tentu, bahwa komputer-komputer mikro dapat mengawasi segala sesuatu secara praktis. Para pustakawan menggunakan alat itu untuk berbagai tugas, dan para guru yang sudah terbiasa akrab dengan operasi mereka mengetahui dengan jelas bahwa mereka dapat memanfaatkannya bagi fungsi-fungsi pengawasan di dalam kelas.

Kesimpulan mengenai pengumpulan responsi anak
1.      Mengamati anak-anak
a)      Waktu mereka memilih buku-buku sastra.
b)      Waktu mereka mulai membaca buku-buku sastra.

2.      Memancing responsi anak-anak
a)      Dengan pertanyaan umum.
b)      Dengan pertanyaan terarah atau terfokus.
c)      Dengan kegiatan atau aktivitas menulis.

3.      Mengawasi responsi anak-anak
a)      Catatan (dalam buku) harian.
b)      Arsip atau file perorangan.
c)      Audiotape recorder.
d)     Video tape.
e)      Komputer misi.

Sumber:
Makalah Kelompok Sastra Anak
Sastra Anak Book

5 komentar:

himasnur.blogspot.com mengatakan...

cie blognya kak raisa baguss :)

[Andri Romdhoni] mengatakan...

Yah terima kasih kakak :)
Silakan bisa disimak materinya, semangat :D

Heny Dwi B. Winarni mengatakan...

hem.. blognya sudah cukup bagus.
isinya pun juga sudah sangat banyak dan bagus. isinya juga berbagai macam.
tampilan blognya juga sudah cukup bagus, tapi lebih bagus lagi pabila tampilan blognya dikasih warna atau gambar biar pembaca tidak merasa bosan jika membaca blog.
lanjutkan andri

[Andri Romdhoni] mengatakan...

Terima kasih komentarnya dengan segala kritik dan sarannya :)
Iya, semoga saya bisa lebih baik lagi mengelola blog, selamat berjelajah di Indonesia Berbahasa :)

தமிலு வலய்ப்பதிவு mengatakan...

Sang anak belajar memalui permaianan imajinatif;

------------------------------------------------------
------------------------------------------------------

Kamus Komputer:
Computer Dictionary - கனினி அகரமுதலி
in English – Indonesian – தமிலு (Thamizhu)
Part-A, B & C.

(1) https://vetrichezhian9.wordpress.com/கனினி-அகரமுதலி-பாகம்-A-computer-dictionary-part-A/
(2) https://vetrichezhian9.wordpress.com/கனினி-அகரமுதலி-பாகம்-B-computer-dictionary-part-B/
(3) https://vetrichezhian9.wordpress.com/கனினி-அகரமுதலி-பாகம்-C-computer-dictionary-part-C/

------------------------------------------------------

Blog Bayi:
Baby’s Blogs - பாப்பா வலைப்பதிவு
in English – Indonesian – தமிலு (Thamizhu)

(1) https://vetrichezhian9.wordpress.com/செய்திமடல்-பாகம்-25-newsletter-part-25/
(2) https://vetrichezhian9.wordpress.com/செய்திமடல்-பாகம்-26-newsletter-part-26/

------------------------------------------------------
------------------------------------------------------

Posting Komentar