Perkembangan
dan Sastra Anak-anak
Perkembangan
dan Sastra Anak Usia 1.0-2.0
Ada tujuh ciri utama perkembangan anak-anak pada
usia ini yaitu:
- Terjadi perkembangan perasaan-perasaan dengna cepat. memberi responsi atau tanggapan terhadap bunyi suara manusia. penglihatan atau visi mereka distimuasi oleh daerah-daerah warna dan kontras-kontras yang tajam dan mencolok.
- Menggunakan segala perasaan untuk memeriksa dan meneliti dunia yang langsung ada di dekatnya.
- Jangkauan perhatian sangat terbatas.
- Membangun dasar-dasar bahasa; bermain dengan bunyi-bunyi, mempelajari kosakata dasar berbarengan dengan konsep-konsep.
- Mobilitas dan pengalaman terbatas; minat dan perhatian berpusat pada diri sendiri.
- Membangun kepercayaan dasar dalam hubungan insani/manusiawi.
- Mempelajari otonomi dalam keterampilan dasar menolong diri sendiri.
Berikut ini kita terakan implikasi dari ketujuh ciri
utama tersebut secara berurutan:
- Menikmati irama-irama, nyanyian-nyanyian dan ninabobok.
- Memperoleh kegunaan maksimum dari buku-buku yang kuat dengan halaman-halaman yang dapat dicuci/dibersihkan tanpa rusak.
- Banyak waktu-waktu bercerita secara singkat jauh lebih baik daripada satu waktu yang lama/panjang.
- Perlu mendengar banyak rima dan cerita sederhana.
- Memerlukan buku-buku yang mencerminkan diri sendiri dan orang lain dan kegiatan-kegiatan dalam lingkungan dekat.
- Membutuhkan cinta dan kasih sayang dari para pengasuh, baik dalam cerita maupun dalam kehidupan.
- Menyukai cerita-cerita khas mengenai anak kecil yang baru belajar berjalan yang pandai menyapi diri sendiri atau mengenakan pakaian sendiri.
Perkembangan
dan Sastra Anak Usia 3.0,4.0.dan 5.0
Pada usia ini terdapat 10 ciri utama perkembangan
anak, yaitu:
- Perkembnagan bahasa terjadi dengan sangat cepat.
- Anak-anak sangat aktif, jarak jangkauan perhatian mereka pendek.
- Anak merupakan pusat dunia sendiri.
- Ingin tahu tentang dunia mereka sendiri.
- Anak membangun konsep-konsep melelui sejumlah pengalaman dari dekat.
- Sang anak memiliki sedikit perasaan mengenai waktu.
- Sang anak belajar memalui permaianan imajinatif; dunia khayalan mengenai khewan-khewan yang dapat berbicara dan magic/sihir seolah-olah nyata.
- Sang anak mendambakan keakraban dan keamanan dalam hubungannya dengan orang lain.
- Sang anak mulai menyatakan kemandirian.
- Sang anak membuat keputusan-keputusna mutlak mengenai benar dan salah.
Impilikasi dari kesepuluh ciri utama perkembangan
anak secara berurutan, sebagai berikut:
- Perhatian pada kata-kata, kesenangan pada rima-rima, kata-kata nonsens dan pengulangan cerita-cerita komulatif.
- Sang anak membutuhkan buku-buku yang dapat diselesaikan dalam sekali duduk. hendaknya mempunyia kesempatan mendengarkan cerita-cerita berapa kali setiap hari.
- Sang anak mempunyai tokoh-tokoh yang mudah dikenali.
- Sang anak menyukai cerita-cerita mengenai pengalaman sehari-hari, binatang kesayangan, benda-benda mainan, rumah, orang-orang dalam lingkungan dekat.
- Buku-buku sastra memperluas dan memperkuat pengembangan konsep-konsep anak.
- Buku-buku sastra dapat membantu anak-anak mulai memahami urutan waktu.
- Anak-anak menyenangi cerita-cerita yang melibatkan permainan imajinatif.
- Dongeng-dongeng sebelum tidur dan ritual-ritual lainnya yang dibaca nyaring memberikan Pengalaman sastra yang positif.
- Buku-buku sastra dapat menggambarkan berbagai emosi, sang anak menyenangi cerita-cerita atau dongeng-dongeng.
- Sang anak mengharapkan agar perilaku yang jelek dihukum dan perilaku yang baik mendapat hadiah/pujian.
Perkembangan
dan Sastra Anak Usia 6.0 dan 7.0
Ada 14 ciri utama perkembangan anak pada usia ini,
yaitu:
- Perkembnagan dna perluasan bahasa berlangsung terus berkesinambungan.
- Jangkauan perhatian dan minat anak bertambah luas dan meningkat terus.
- Kerja keras untuk mengerjakan keterampilan anak sangat diharapkan oleh orang dewasa.
- Pembelajaran masih berdasarkan persepsi langsung dan pengalaman langsung.
- Minat dan perhatian masih tertuju pada dunia sendiri, tetapi sudah ingin tahu tentang jarak benda-benda yang lebih luas.
- Konsep-konsep waktu masih samar-samar bagi anak-anak.
- Anak-anak sudah lebih mudah memisahkan fantasi dari realitas, lebh menyadari imajinasi sendiri.
- Anak-anak lebih mulai mengembangkan empati dan memahami orang lain.
- Anak-anak mengalami pertumbuhan keadilan, tanpa menghiraukan keadaan sekitar.
- Rasa humor berkembang pada anak-anak usia ini.
- Anak-anak penasaran dan ingin tahu tentang perbedaan-perbedaan seks dan reproduksinya.
- Sosok fisik tubuh anak-anak mengalami perubahan.
- Anak-anak terus mencari kebebasan dari orang-orang dewasa dan mengembangkan inisiatif
- Anak-anak terus mendambakan keakraban dan ketenangan dalam hubungan keluarga.
Berikut ini kita terakan implikasi setiap ciri utama
yang telah kita sebutkan tadi secara berurutan:
- Sediakanlah waktu bercerita yang sering selama satu hari untuk memberi kesempatan mendengarkan kekayaan dan keberagaman bahasa sastra.
- Anak-anak lebih menyukai cerita bersambung yang disajikan per bab yang merupakan episode yang utuh.
- Anak-anak bangga sekali akan prestasi mereka dalam membaca dan menulis. Pengalaman membaca pertama hendaknya menyenangkan dengan menggunakan cerita yang umum.
- Gunakanlah buku-buku informasi untuk membuktikan dan memperluas pengalaman anak.
- Sediakanlah berbagai ragam buku bacaan anak-anak.
- Anak-anak perlu belajar dasar-dasar untuk menjelaskan waktu dan kalender.
- Anak-anak menyenangi fantasi; menyukai cerita sederhana yang di dramatisasikan.
- Orang-orang dewasa dapat mengajukan pertanyaan seperti “Apa yang akan kamu lakukan?” “ Bagaimana kamu pikir cara siput melawan sang kancil?”.
- Anak-anak mendambakan peradilan/pengadilan puitik dalam buku-buku sastra.
- Anak-anak menyenangi buku-buku yang mempunyai akhir yang mengejutkan, bermain dengan kata-kata yang indah, situasi-situasi yang tidak layak, dan komedi yang mengandung lelucon kasar.
- Para pengajar/guru perlu menerima dan siap menjawab pertanyaan anak mengenai seks.
- Buku-buku sastra membantu anak menerima perubahan-perubahan fisik pada diri mereka dan perbedaan-perbedaannya dengan orang lain.
- Anak-anak membutuhkan kesempatan untuk memilih sendiri buku dan kegiatan yang diinginkan oleh mereka.
- Buku-buku dapat memberi penekanan pada ciri-ciri manusia universal dalam berbagai gaya kehidupan mereka.
Perkembangan
dan Sastra Anak Usia 8.0 dan 9.0
Dalam usia ini terdapat 11 ciri utama perkembnangan
anak-anak dalam kaitannya dengan perkembangan minat sastra, yaitu:
- Anak-anak mencapai kemandirian dalam keterampilan membaca. berbagai variasi terlihat dalam kemampuan dan minat baca.
- Tingkat/taraf membaca masih berada di bawah taraf apresiasi atau penikmatan.
- Dukungan atau sambutan kelompok sebaya menjadi sangat penting dan meningkat.
- Anak-anak mengembangkan norma-norma tentang benar dan salah mulai melihat sudut pandang orang lain.
- Sifat egosentrik mulai berkurang; mengembangkan empati bagi orang lain.
- Konsep-konsep waktu dan hubungan spesial berkembang pada diri anak-anak.
- Anak-anak menyenangi kisah-kisah yang tinggi,humor yang kasar dalam situasi setiap hari.
- Pertumbuhan kognitif dan perkembangan bahasa meningkatkan kapasitas pemecahan masalah dan permainan kata.
- Koordinasi yang meningkat membuat kacakapan dalam sport dan permainan kian maju serta mendorong minat dalam hobi dan keahlian.
- Anak-anak sudah melihat kategori dan klasifikasi dengan kejelasan yang baru.
- Anak-anak mencari informasi baru untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan.
kesebelas ciri utama dari perkembangan anak yang
telah kita sebutkan diatas memiliki implikasi sendiri-sendiri pula, yaitu:
- Anak-anak telah menemukan dan memahami kegiatan membaca sebagai suatu yang menyenangkan.
- Penting sekali membaca nyaring bagi anak-anak setiap hari untuk memperluas dan meningkatkan minat, mengembangkan apresiasi dan memberi keseimbangan.
- Anak-anak membutuhkan kesempatan yang banyak untuk merekomendasi dan mendisikusikan buku-buku.
- Buku-buku memberi kesempatan untuk mengaitkannya dengan beberapa sudut pandangan sangat disenangi oleh anak-anak.
- Anak-anak sudah dapat menerima buku-buku yang kurang dari yang berakhir dengan menyenangkan.
- Anak-anaki sudah tertarik pada biografi-biografi, kehidupan pada masa lampau, pada negeri-negeri lain dan masa depan.
- Para guru perlu mengakui dan mengahargai betapa pentingnya sastra bagi kegembiraan hatu, membebaskan ketegangan dan memberikan kesenangan.
- Anak-anak menyukai tantangan untuk memecahkan masalah, menebak teka-teki kehidupan dan misteri.
- Anak-anak manaruh minat pada buku-buku sport, mengingini pengetahuan khusus tentang sport dan olahraga.
- Anak-anak senang mengumpulkan dan tukar menukar buku-buku yang bersampul tipis. mulai mencari buku-buku dari seorang pengarang, buku-buku seri.
- Anak-anak memerlukan bimbingan untuk mencari lokasi informasi di dalam suatu buku dan dalam penggunaan perpustakaan.
Perkembangan
dan Sastra Anak usia 10.0, 11.0, dan 12.0
Ada 12 ciri utama yang perlu diperhatikan dalam
perkembangan anak usia 10.0-12.0 ini beserta impilikasinya masing-masing.
- Perkembangan fisik anak-anak sangat beraneka-ragam. pertumbuhan yang cepat mendahului awal masa pubertas. anak pria dan wanita meningkat sekali rasa penasarannya, rasa keingintahuannya terhadap semua aspek seks atau perkelaminan.
- Pemahaman dan penerimaan peranan seks merupakan tugas pengembangan pada tahap ini.
- Penekanan yang meningkat pada kelompok sebaya dan rasa memiliki serta rasa rindu kian mendalam anak-anak.
- Pengeluaran yang disenangi atau pemisahan yang tenang dari orang lain; adanya beberapa prasangka dan ekspresi kecurugaan.
- Pola-pola keluarga berubah; dapat menentang otoritas atau wewenang orang tua.
- Anak mulai memiliki model-model selain daripada orang tua yang dipetik dari televisi, bioskop, tokoh olahraga, buku-buku. mulai menaruh minat pada pekerjaan masa depan.
- Anak-anak membenarkan bahwa mereka menaruh minat dalam kegiatan-kegiatan khusus.
- Anak-anak ingin menguji keterampilannya sendiri dan kemampuan diri sendiri; menatap ke depan kepada saat kemandiriannya penuh.
- Anak-anak sangat mengembangkan rasa keadilan dan perhatian bagi orang lain.
- Anak-anak meningkatkan pemahaman akan kronologi peristiwa-peristiwa masa lalu, mulai melihat banyak dimensi sesuatu masalah.
- Meningkatkan mutu keterampilan bernalar dapat dipakai untuk melayani imajinasi anak-anak pada usia ini.
- Anak-anak berupaya mencari nilai-nilai; mereka menaruh minat besar pada masalah-masalah dunia; mereka semakin menjadi lebih analitis.
Keduabelas ciri pokok perkembnagan anak pada usia
ini mengandung implikasi tertentu pula, yang secara berurutan akan kita
kemukakan berikut ini:
1.
Bimbinglah pemahaman
proses pertumbuhan dan bantulah anak-anak menemukan masalah-masalah pribadi
mereka.
2.
Buku-buku
sastra dapat menjelaskan identifikasi dan peranan-peranan jenis kelamin.
3.
Pilihan-pilihan
buku kerapkali dipengaruhi oelh teman-teman sebaya anak-anak.
4.
Buku-buku
sastra dapat memberikan penekan pada kontribusi-kontribusi unik terhadap
berbagai hal.
5.
Buku-buku
sastra dapat memberikan wawasan terhadap perubahan hubungan-hubungan tersebut.
6.
Biografi-biografi
dapat mengemukakan berbagai model. buku-buku karier memperluas minat anak-anak
dan memberikan informasi yang berguna bagi anak.
7.
Anak-anak
menyenangi buku-buku yang berkaitan dengan olahraga, hobi dan lainnya.
8.
Anak-anak
menyenangi cerita-cerita mengenai kalangsungan hidup dan perjuangan hidup.
9.
Anak-anak menyukai
“cerita-cerita duka” tentang kematian kesakitan atau orang-orang mengatasi
masalah khusus.
10. Sastra memberi kesempatan-kesempatan untuk mengkaji
isyu-isyu dari berbagai sudut pandang.
11. Anak-anak dapat memahami dan menangani alur-alur
yang rumit dan yang berbelit-belit dalam fiksi ilmiah dan fantasi yang misteri.
12. Diskusi-diskusi yang bernilai dapat timbul dan
tumbuh dari cara guru membaca prosa dan puisi secara nyaring pada anak-anak
kelompok usia ini. pertanyaan-pertanyaan dapat menolong para siswa memperoleh
serta menambah wawasan pengertian mengengai isi dan struktur kesastraan suatu
buku (Huck, Hepler & Hickman 1987: 64-72).
Responsi
Anak-Anak Terhadap Sastra
Berbicara mengenai responsi maka sebaiknya kita
mengaitkannya dengan stimulus dalam teori
stimulus-responsi atau stimulus-response
theory dan juga behaviourism
ataupun behaviourist theory, behaviourist psychology.
Teori behavioris atau psikologi behavioris adalah
suatu teori psikologi yang menyatakan bahwa perilaku insani dna hewani dapat
dan seyoginya dikaji dengan bantuan atau dalam kaitannya dengan proses-proses
fisik saja. teori behavioris menuntun serta membawa kita kepada teori-teori
pembelajaran yang menjelaskan bagaimana suatu peristiwa eksterbak (suatu
stimulus) menyebabkan suatu perubahan dalam perilaku seseorang individu (suatu
responsi) tanpa menggunakan konsep-konsep seperti “pikiran” atau “ide” atau
jenis perilaku mental apa saja.
Teori stimulus-responsi atau teori S-R adalah suatu
teori pembelajaran (a learning theory) yang terutama sekali dikaitkan dengan
psikolog Amerika yang bernama B.F. Skinner, yang memberikan atau menggambarkan
pembelajaran sebagai pembentukan asosiasi-asosiasi diantara responsi-responsi.
stimulus (perangsnag, dorongan) adalah penimbul suatu perubahan atau reaksi
pada seseornag individu atau suatu organisme. responsi (jawaban, reaksi) adalah
perilaku yang ditimbulakan sebagai suatu reaksi yang terjadi atau yang tidak
terjadi lagi. penyuatan ayang meningkatkan kemungkinan autau responsi dikenal
sebagai penguatan positif (positive reinforcement). penguatan yang mengurangi
kemungkinan sustu responsi dikenal sebagai penguatan negatif (negative
reinforcement).
Memahami responsi anak-anak terhadap sastra akan
jauh lebih mudah jika sekiranya mungkin kita memandang dengan tajam jauh ke
dalam kepala sang anak kedalam pikiran mereka. dengan demikian kita dapat
melihat konsep cerita apa yang membimbing progres melalui sebuah buku sastra
atau pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan apa yang singgah sebagai yang
terbentang dalam sastra itu. responsi-responsi kelas mungkin saja jelas dan
langsung atau terselubung di dalam situasi yang kelihatan sedikit sekali yang
dapat dilakukan malalui sastra. banyak responsi bersifart verbal, banyak pula
timbul tanpa kata-kata atau non verbal. ada yang bersifat spontan, ada pula
yang harus dipancing, harus dirangsang, dan tidak spontan.
1.1.1
Teori Responsi
Beberapa teori berfokus pada apa yang dibaca, pada
bacaan, sedangkan teori yang lainnya berfokus pada siapa yang membeaca, pada
pembaca. ada satu hal penting yang disetujui oleh para pakar ialah bahwa proses
membaca dan meresponsi itu bersifat aktif daripada bersifat otomatis melulu.
responsi bersifat dinamis dan terbuka bagi perubahan berkesinambungan sebaik
para pembaca mengantisipasi, mengambil kesimpulan, mengingat, merefleksi,
menginterpretasi, dan menghubungkan. “Makna” dan signifikan suatu cerita akan
berbeda dari pembaca ke pembaca, tergantung pada usia dan pengalaman pribadi
dan juga pengalaman dengan/pada sastra. akan tetapi. responsi seorang pembaca
secara pribadi akan turut juga mengubah waktu tertentu bagi refleksi, diskusi,
atau pembacaan-pembacaan ulang.
Para guru yang berfokus pada materi-materi yang
telah ditetapkan secara kaku terlebih dahulu dan pertanyaan-pertanyaan denagn
perangkat jawaban apabila berbicara tentang sastra jelas menginterpretasikan
secara sempit dan dangkal apa yang terjadi pada saat seornag pembaca membaca.
teori responsi yang dinamis ini, sebaliknya jelas menyarankan agar anak-anak
akan melihat berbagai variasi makna dalam suatu puisi atau cerita.
Teori responsi pembaca juga menjelaskan bahwa para
pembaca mendekati karya-karya sastra dengan cara yang khusus. James Britton (et
al) mengemukakan bahwa dalam semua pemakaian bahasa kita, kita dapat bertindak
sebagai partisipan atau sebagai spektator (“penonton”). Dalam peranan
partisispan kta membaca dengan maksud untuk menyelesaikan serta menyempurnakan
sesuatu dalam dunia nyata, misalnya mengikuti suatu resep makanan. Rossenblatt
(1978) juga menyarankan bahwa pembaca biasanya melibatkan kedua peranan
tersebut dan agar kita mengalihkan penekanan kita dari yang satu kepada yang
satu lagi pada materi dan tujuan kita untuk membaca itu. Dalam peranan yang
satu kita sangat meneruh perhatian pada informasi yang dapat dipelajari dari
membaca. Pada peranan lainnya perhatian sang pembaca tertuju ppada pengalaman
membaca itu sendiri, perasaan-perasaan dan imaji-imaji yang datang dan pergi
dengan aliran kata-kat atau arus kalamiah.
Satu hal yang jelas dapat dilakukakn oleh para guru
membantu anak-anak atau para siswa mengenal dunia yang diciptakan oleh sang
pengarang adalah membantu mereka menemukan pendirian yang tepat, tempat
berpijak yang cocok sebagai dasar atau wadah tempatnya memberi tanggapan,
memberi reaksi dan memberi ressponsi.
1.1.2
Tipe Responsi
Ekspresi-ekspresi responsi yang paling umum terhadap
sastra adalah pernyataan-pernyataan lisan maupun tulis. dalam bentuknya yang
paling halus budi bahasanya responsi-responsi yang seperti dikenal sebagai
kritik sastra. Dalam suatu kajian belakangna mengenai responsi verbal, Squire
(1964) mewawancarai kelas-kelas 9 dan 10 pada berbagai batas perhentian dalam
membaca cerita pendek. Salah satu dari observasi-observasinya yang paling
menarik adalah adanya suatu tendensi/kecenderungan yang disebut happiness binding,
kecenderungan-kecenderungan pada mahasiswa mengaharapkan suatu happy ending (akhir yang menyenangkan. akhir
cerita) tanpa menghiraukan fakta sebaliknya dalam cerita tersebut.
Telaah/kajian Applebee (1978) menegenai
pernyataan-pernyataan anak-anak mengenai sastra, khususnya menegenai
cerita-cerita, yang merupakan dasar bagi karyanya mengenai konsep cerita,
memperlihatkan bagaimana ciri-ciri responsi itu berubah sebaik para siswa
meningkat dalam usia dan pengalaman. Baru pada masa akhir-akhir ini sajalah
para periset mulai melihat secara cermat dan teliti pada apa-apa yang harus
dikatakan oleh anak-anak sekolah dasar mengenai sastra, kerapkali mengumpulkan
data dari wawancara intensif atau masa-masa observasi yang cukup lama. bahasa
yang digunakan dengan cara lain menceritakan atau menulis cerita berdasarkan
cerita-cerita lain, misalnya kerapkali memberi petunjuk-petunjuk yang baik
mengenai perasaan-perasaan dan pemahaman sang anak tentang keaslian. Orang tua
dan para guru anak-anak muda juga mengakui bahwa perilaku-perilaku nonverbal
itu merupakan tanda-tanda responsi. Karya seni drama informasi anak-anak, dan
kegiatan-kegiatan ekstension buku lainnya memang menarik hati para pendidik dan
para peneliti dalam bidang ini, karena merupakan jendela-jendela mengenai
responsi anak-anak terhadap seni dan sastra.
6.1.3 Interpretasi Responsi
Mengenali dan mengakui pertumbuhan anak-anak sangat
penting bagi para guru, ornag tua dan peneliti. responsi-responsi anak-anak
terhadap sastra seperti juga halnya minat-minat dan preferensi atau
pilihan-pilihan mereka. Beberapa ciri umum responsi anak-anak dan bagaimana
caranya berubah sesuai dengan usia akan kita bicarakan secara singkat berikut
ini. karena adanya berbagai variasi diantar anak-anak secara individual, maka
memang agak sulit menunjukan secara tepat responsi-responsi “khas” pada setiap
tahap;tetapi jelas bermanfaat untuk mengetahui arah umum perubahan-perubahan
tersebut.
Responsi
Anak Prasekolah dan Sekolah Dasar
Ada lima ciri utama yang perlu kita ketahui pada
tahap ini, yaitu :
1.
berorientasi
pada gerak (motor oriented). sebagai para penyimak maka anak-anak berresponsi
dengan seluruh diri mereka, berpadu sesuai dengan ulangan-ulangan atau
mengadakan bantahan terhadap cerita yang bersangkutan. Kalau merka setuju
mereka mengulangi, kalau mereka tidak setuju mereka membantah secara lisan
dengan iringan gerak. mereka menggunakan gerakan-gerakan tubuh untuk
mempraktekan, mengujicobakan beberapa aksi cerita, meniru gerak tokoh cerita.
gerakan-gerakan untuk mendemonstrasikan makna(“seperti ini”) dapat diberikan
sebagai jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan guru. responsi-responsi yang mudah diamati tersebut akan
berangsur berkurang dan hilang bila anak-anak bertambah besar dan dewasa.
2.
sasaran
spontan memerankan cerita atau sebagian cerita dengan menggunakan gerak,
peranan dan konvensi-konvensi sastra dalam permainan dramatik mereka. secara
singkat, responsi mereka berupa dramatisasi spontan. tukang-tukang sihir,
raja-raja, benda-benda aneh, binatang-binatang buas, dan tipe-tipe tokoh
lainnya kelihatan secara alamiah, memperlihatkan betapa baiknya anak-anak
pengasimilasikan unsur-unsur kisah-kisah kesayangan mereka. permainan dramatik
spontan hilang dari kelas dalam tahun-tahun awal digantikan oleh drama yang
lebih terstruktur yang berbagai ragam.
3.
responsi
terhadap cerita-cerita sedikit demi sedikit, satu demi satu. responsi-responsi
anak-anak mungkin menggarap bagian-bagian lebih daripada
keseluruhan-keseluruhan. rincian suatu teks atau ilustrasi mungkin mendorong
lebih banyak komentar daripada cerita itu sendiri, sebaik anak-anak membuat
asosiasi-asosiasi yang lebih cepar dengan pengalaman mereka sendiri.
4.
terpaksa
“menceritakan kembali” semua atau sebagian dari cerita kalau disuruh
mengemukakan komentar umum. tanpa pertanyaan
orang dewasa untuk membimbing mereka, maka anak-anka pada usia ini tida
dapat membedakan antara cerita itu sendiri dengan komentar-komentar mengenai
cerita tersebut.
5.
menggunakan
bahasa cakupan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan langsung tentang berbagai
cerita. karena anak-anak kecil melihat dunia dalam hubungan-hubungan literal
yang konkret, maka jawaban-jawaban mereka tidak akan tergeneralisasi tetapi aka
ditulis dalam atau berkaitan dengan tokoh-tokoh dan peristiwa-peristiwa serta
objek-objek yang dijumpai dalam cerita.
Responsi
Anak Dalam Transisi SD-SMP
Terdapat lima ciri utama yang perlu kita perhatikan
dan kita ketahui pada masa transisi dari SD ke SMP ini, yaitu :
1.
peralihan dari
penyimak menjadi pembaca. anak-anak mengalami suatu periode yang berfokus pada
prestasi membaca mandiri. terdapat banyak komentar mengenai kuantitas: jumlah
buku yang dibaca, panjang/tebalnya suatu buku, atau jumlah buku yang dibaca.
anak-anak menyukai buku-buku sastra yang bervariasi pilihan kata-katanya, indah
bahasanya, kaya gaya bahasanya. apa yang disebut pembaca mandiri ini mungkin
saja semakin meningkat menjadi peramah dan suka bergaul. selama anak-anak ingin
mempunyai penyimak atau mitra baca dan mulai mengnadalkan teman-teman sebaya
sebagai tolok ukur bagi responsi mereka.
2.
menjadi
semakin mahir atau terampil dalam perangkuman cerita-cerita sebagai pengganti
penceritaan ulang langsung apabila disuruh berbicara mengenai hal itu.
merangkum adalah salah satu daru teknik-teknik yang menunjang komentar kritis,
tetapi orang-orang dewasa menggunakannya secara lebih tenang dan hati-hati dan
lebih tepat daripada yang dilakukan oleh anak-anak.
3.
mengklasifikasi
atau mengkategorisasikan cerita-cerita dengan beberapa cara yang sama dengan
yang dilakukan oleh orang dewasa. anak-anak pada usia ini, kalau disuruh
memilah-milah sejumlah buku, menggunakan kategori-kategori seperti “misteri”,
“humor/lucu”, “meyakinkan”, “fantasi”.
4.
mengaitkan
reaksi pribadi dengan cerita itu sendiri. anak-anak menilai suatu cerita
berdasarkan responsinya tanpa memperhatikan kualitas-kualitasnya sebagai sastra
atau daya tariknya bagi orang lain. ini merupaka unsur yang amat kuat dalam
responsi, hal ini dapat mempengaruhi pemilihan para guru terhadap sastra
anak-anak dan kadang-kadang terhadap para penimbang buku profesional serta juga
anak-anak sekolah dasar.
5.
menggunakan
ciri-ciri, peristiwa-peristiwa, tema-tema, dan pola-pola pinjaman dari sastra
dalam tulisan, sama halnya yang dilakukan oleh anak-anak kecil dalam permainan
dramatik. arah pertumbuhan dan perkembangan justru menuju kesadaran yang lebih
mantap, ke arah realisasi yang lebih sadar mengenai penggunaan sastra dalam
kegiatan menulis.
Responsi anak masa Transisi SD-SMP
1. Dari
penyimak beralih menjadi pembaca.
2. Semakin
mahir merangkum.
3. Semakin
mahir mengklasifikasi/ mengkategori sasi.
4. Mengaitkan
responsi pribadi dengan cerita.
5. Memakai
ciri peristiwa, tema pinjaman dalam menulis.
Responsi anak Sekolah Menengah
Pertama
Ciri
utama responsi anak terhadap sastra adalah seperti berikut ini.
1. Mengekspresikan
preferensi/ pilihan yang lebih mantap.
2. Lebih
mahir dan cakap berbahasa dan lebih mampu menggarap abstraksi-abstraksi.
3. Mulia
melihat (tetapi tidak secara konsisten) bahwa perasaan-perasaan mereka mengenai
suatu buku dikaitkan dengan aspek-aspek yang mudah dikenali bagi penulisan.
4. Kategorisasi
sudah beranjak ke arah persepsi yang lebih analisis terhadap cerita-cerita.
Belajar dari Kekeliruan Responsi
Setiap
perasaan dan interprestasi pribadi sastra sang pembaca sendiri adalah sahih,
valid karena setiap pembaca berbeda. Walau bagaimanapun juga setiap orang
mempunyai suatu jawaban yang berbeda
tetapi benar terhadap pertanyaan “ Apa yang kamu pikir mengenai hal itu?” atau
“ Bagaimana pendapat kamu tentang hal itu?” . Akan tetapi beberapa responsi
yang dibuat oleh para pembaca, sekalipun mereka mungkin merefleksikan perasaan
yang benar, berkontradiksi dengan fakta objektif dari teks bacaan tersebut.
Menurut
Goodman dan rekan-rekannya (1972) tidaklah terlalu bermanfaat melihat
kekeliruan-kekeliruan semata-mata sebagai sebagai kesalahan-kesalahan. Lebih
tepat dan lebih bijaksana melihat itu sebagai petunjuk-petunjuk yang
mencerminkan proses berpikir apa atau sistem-sistem isyarat apa yang digunakan
oleh sang anak selama membaca. Gagasan keseluruhan mengenai kekeliruan berfokus
pada perhatian guru pada jenis pikiran yang anak-anak lakukan, bukan pada
jumlah kesalahan yang mereka buat .
Kadang-kadang
suatu responsi seakan-akan merupakan kendala atau tidak sesuai dengan teks asli
sehingga seorang orang dewasa mungkin mempertanyakan apakah sang anak
benar-benar telah membaca atau menyimak suatu keseluruhan cerita yang berbeda.
Mengumpulkan Responsi Anak
Teknik-teknik
sederhana dalam mengumpulkan responsi anak:
1. Mengamati/
mengobservasi anak-anak
2. Memancing
responsi anak-anak
3. Menelusuri/mengawasi
responsi anak-anak
Mengamati anak-anak
Mengamati
serta mengawasi anak-anak waktu mereka memilih-milih buku akan membantu
orang-orang dewasa untuk menentukan apa minat mereka pada buku-buku sastra. Ada
beberapa pertanyaan pembimbing yang harus diajukan pada diri para pengamat
sendiri, antara lain:
1. Apakah
mereka langsung pada bagian tertentu dalam buku?
2. Apakah
mereka mengetahui tempat menemukan buku-buku sains, puisi, biografi, atau
fiksi?
3. Apakah
mereka melihat judul-judul bab atau ilustrasi-ilustrasinya sebelum melilih
sebuah buku?
4. Apakah
mereka meminta bantuan dalam menempatkan buku-buku?
5. Apakah
mereka meminta bantuan atau bimbingan orang lain dan memilih sesuai dengan
pilihan pembimbing?
6. Apakah
mereka benar-benar melihat-lihat dan ingin tahu mengenai buku-buku, apakah
tanpa tujuan dalam keheranan?
7. Apakah
mereka memilih buku-buku yang terlalu sukar dibaca demi mempertahankan gengsi,
untuk meningkatkan status?
Mengamati
anak-anak kala mereka mulai membaca mencerminkan informasi lain yang sangat
bermanfaat. Pertanyaan pembimbing untuk orang lain adalah:
a. Apakah
mereka mulai dengan cepat?
b. Dapatkah
anda merasakan apresiasi mereka terhadap ilustrasi yang ada?
c. Apakah
posisi tubuh meencerminkan relaksasi dan minat terhadap buku?
d. Berapa
lama waktu yang digunakan dalam membaca aktual?
Memancing Responsi Anak-anak
Apabila
fokus diarahkan pada penemuan apa yang dipikirkan oleh anak-anak, maka adalah
penting mulai dengan pertanyaan-pertanyaan umum yang memancing anak-anak berbicara
dan sama sekali tidak menyarankan/mensugesti jawaban-jawabannya masing-masing
agar mereka berpikir:
a. Apa
yang menarik bagi kamu mengenai cerita itu?
b. Apa
yang anda perhatikan mengenai cerita itu?
c. Mengapa
kamu berperasaan seperti itu?
d. Apa
yang membuat kamu berpikir seperti itu?
Pertanyaan
yang lebih terarah, lebih direktif dapat juga digunakan untuk menjelajahi suatu
daerah khusus pemahaman anak-anak. Anak tetapiu penekanan hendaknya
dititikberatkan pada penemuan ide-ide
atau gagasan-gagasan anak sendiri dan bukan pada pencapaian jawaban-jawaban
yang telah ditetapkan/ ditentukan sebelumnya. Para guru dapat mengarahkan
sejumlah kegiatan yang menarik untuk memancing aspek-aspek responsi tertentu.
Ini tentu saja bergantung pada kreativitas guru masing-masing.
Kegiatan-kegiatan menulis pun dengan mudah dapat disesuaikan oleh para guru
untuk memancing responsi-responsi pribadi anak-anak.
Banyak
cara yang dapat digunakan oleh para guru untuk memancing responsi-responsi
alamiah, responsi yang wajar di dalam kelas, bergantung pada kepintaran dan
kreativitas para guru. Lagi-lagi dituntut kegiatan, kreativitas, kepintaran,
gaya menarik dari para guru.
Mengawasi Responsi anak-anak
Mengamati
serta mengundang, mengobservasi serta memancing responsi-responsi anak-anak
akan mengandung lebih banyak nilai, akan jauh lebih bermakna, seandainya sang
guru dapat mengawasi responsi yang ingin ditemukan atau yang ingin diperoleh.
Banyak guru yang mengambil keuntungan dari adanya rekaman-rekaman bacaan untuk
mencatat atau membuat catatan ringkas mengenai responsi anak-anak. Alat penting
lainnya untuk mengawasi responsi anak-anak adalah audiotape recorder.
Perlengkapan videotape dapat digunakan untuk merekam berbagai pengalaman drama
atau kegiatan-kegiatan berskala besar. Selama video dapat menangkap
responsi-responsi non-verbal secara baik, maka aparat-aparat itu terlalu
intrunsif, terlalu mengganggu, menjadikan sarana ini sebagai posibilitas
sehari-hari bagi kelas-kelas individual. Dan sudah barang tentu, bahwa
komputer-komputer mikro dapat mengawasi segala sesuatu secara praktis. Para
pustakawan menggunakan alat itu untuk berbagai tugas, dan para guru yang sudah
terbiasa akrab dengan operasi mereka mengetahui dengan jelas bahwa mereka dapat
memanfaatkannya bagi fungsi-fungsi pengawasan di dalam kelas.
Kesimpulan mengenai pengumpulan
responsi anak
1. Mengamati
anak-anak
a) Waktu
mereka memilih buku-buku sastra.
b) Waktu
mereka mulai membaca buku-buku sastra.
2. Memancing
responsi anak-anak
a) Dengan
pertanyaan umum.
b) Dengan
pertanyaan terarah atau terfokus.
c) Dengan
kegiatan atau aktivitas menulis.
3. Mengawasi
responsi anak-anak
a) Catatan
(dalam buku) harian.
b) Arsip
atau file perorangan.
c) Audiotape
recorder.
d) Video
tape.
e) Komputer
misi.
Sumber:
Makalah Kelompok Sastra Anak
Sastra Anak Book
5 komentar:
cie blognya kak raisa baguss :)
Yah terima kasih kakak :)
Silakan bisa disimak materinya, semangat :D
hem.. blognya sudah cukup bagus.
isinya pun juga sudah sangat banyak dan bagus. isinya juga berbagai macam.
tampilan blognya juga sudah cukup bagus, tapi lebih bagus lagi pabila tampilan blognya dikasih warna atau gambar biar pembaca tidak merasa bosan jika membaca blog.
lanjutkan andri
Terima kasih komentarnya dengan segala kritik dan sarannya :)
Iya, semoga saya bisa lebih baik lagi mengelola blog, selamat berjelajah di Indonesia Berbahasa :)
Sang anak belajar memalui permaianan imajinatif;
------------------------------------------------------
------------------------------------------------------
Kamus Komputer:
Computer Dictionary - கனினி அகரமுதலி
in English – Indonesian – தமிலு (Thamizhu)
Part-A, B & C.
(1) https://vetrichezhian9.wordpress.com/கனினி-அகரமுதலி-பாகம்-A-computer-dictionary-part-A/
(2) https://vetrichezhian9.wordpress.com/கனினி-அகரமுதலி-பாகம்-B-computer-dictionary-part-B/
(3) https://vetrichezhian9.wordpress.com/கனினி-அகரமுதலி-பாகம்-C-computer-dictionary-part-C/
------------------------------------------------------
Blog Bayi:
Baby’s Blogs - பாப்பா வலைப்பதிவு
in English – Indonesian – தமிலு (Thamizhu)
(1) https://vetrichezhian9.wordpress.com/செய்திமடல்-பாகம்-25-newsletter-part-25/
(2) https://vetrichezhian9.wordpress.com/செய்திமடல்-பாகம்-26-newsletter-part-26/
------------------------------------------------------
------------------------------------------------------
Posting Komentar