Recent Posts

Sabtu, 06 Desember 2014

Contoh Ulasan Naskah Drama.



Contoh Ulasan Naskah Drama.

Domba-domba Revolusi

“ Domba-domba Revolusi    merupakan  sebuah kumpulan  drama  karya B. Soelarto  . Kumpulan drama yang diterbitkan oleh “ Hikayat “  ini memiliki  tebal 208 halaman . Di dalam buku ini terdapat lima judul naskah drama . Diantaranya yaitu “ Domba-Domba Revolusi “ , “ Gempa “ , “ Abu “ , “ Bapak “ , dan juga  “ Insan-insan Malang “ . Naskah drama dengan Judul “ Abu “ merupakan  naskah dengan Lakon Satu babak dalam dua adegan panjang  .


ABU
Lakon Satu Babak dalan Dua Adegan Panjang

1.  Tokoh atau Para Pelaku :
1.      Tuan x        : Usia 48 tahun
2.      Nyonya x   :  Wanita manis berusia 25 tahun
3.      Ruh           : Romusya , lelaki usia 30 tahun
4.      Dokter      : usia 36 tahun
5.      Pelayan     : Wanita usia 27 tahun

2.  Sinopsis drama
AWAL MALAM
Pada awal malam hari di sebuah ruang kerja yang mewah muncul tuan X dari pintu kamar tidur  sambil melepas dasinya . setelah itu muncul pelayan dari pintu yang berbeda . Tuan X menanyakan keberadaan Nyonya X kepada pelayan . Pelayan lalu menjelaskan sambil menyerahkan sebuah kotak dari Nyonya  untuk Tuannya  . Setelah pelayan meninggalkan ruang , Tuan X membuka kotak itu dan ternyata isinya hanyalah setumpuk debu . Tuan X tampak marah dengan hal itu lalu melempar isi kotak .
Tiba-tiba lampu ruangan mati sesaat lalu menyala lagi berbarengan dengan munculnya Ruh . Ia berada tepat di depan Tuan X . Ruh menatap tenang sambil menangis  . Tuan X tampak ketakutan dengan sosok Ruh . Ruh mengingatkan ingatan Tuan X bahwa ia mati barsama ratusan manusia tanpa dosa karena Tuan X .  Ruh dan yang lainnya tertipu oleh Tuan X saat mereka tergabung dalam Romusya . Ruh menceritakan mengenai keluarganya setelah kejadian itu . Ruh lalu maju mendekat sehingga Tuan X tampak ketakutan . Hal itu membuat pelayan masuk ruangan dan menanyakan apa yang telah terjadi . Setelah Tuan X menjelaskan bahwa ada hantu di ruangan tersebut , pelayan pun keluar mencari pertolongan .
Ruh pun memulai pembicaraannya dengan  Tuan X kembali . Ruh ingin menyampaikan suatu hal . Ruh merasa mempunyai urusan pribadi dengan Tuan X . Mendengar hal itu Tuan X membantah dan mengusir  Ruh . Ruh pun tertawa parau , Ia lalu menyuruh Tuan X untuk duduk .  Ruh pun mengingatkan lagi tatkala Tuan X hendak memperoleh duit ganti rugi , Tuan menyatakan janji bahwa semuanya untuk kepentingan keluarga romusya . Namun ternyata Tuan X belum memenuhi janji itu . Malah kekayaan itu sudah dinyatakan  atas nama pribadi Tuan X . Mendengar hal itu Tuan X pun tampak marah .
Setelah itu Nyonya X muncul dengan cemas diikuti oleh pelayan . Ia lalu menanyakan apa yang telah terjadi dengan suaminya  . Tuan X lalu bertanya dengan  Nyonya dan pelayan apakah mereka  melihat sesosok hantu . Mereka lalu berkata bahwa mereka tak melihat sesosok hantu  . Tuan X lalu marah-marah kepada Ruh . Hal itu yang membuat Nyonya beranggapan bahwa Tuan X mengalami gangguan.  Tuan X lalu meminta pertolongan . Ia menyuruh Nyonya X agar memanggilkan  dokter , dukun atau kiai untuknya . Setelah Nyonya X dan pelayan pergi meninggalkan ruangan  , Ruh ketawa kecil parau lalu meminta izin untuk pergi . Tuan X pun mengusirnya .
Tuan X menutup mukanya lalu tertawa sendiri . Pada saat itu juga , Nyonya X muncul dan diikuti oleh seorang dokter . Melihat hal itu dokter memberi isyarat kepada Nyonya X untuk tidak melayani istrinya . Lalu Tuan X bertanya kepada Nyonya X  siapa laki-laki yang bersamanya  . Nyonya X lalu menjelaskan bahwa ia sedang bersama dengan dokter penyakit jiwa . Mendengar hal itu Tuan X menjelaskan bahwa dirinya tidak gila . Ia lalu menyuruh Dokter untuk pergi dengan menyerahkan sejumlah uang untuk dokter sebagai ongkos pulang . Lalu wajah Tuan X mendadak berubah , matanya telah melotot . Ketakutan menghantui dirinya . Ia lalu melempar lembaran-lembaran uang yang ada pada genggamannya . Pandangannya lalu tertuju pada uang yang berserakan di lantai . Perubahan nampak pada wajahnya , ia mendadak berubah   dari sikap penakut menjadi sikap berani. Lalu tawa Tuan X pun meledak  , tanpa memperhatikan pandangan istrinya dan dokter  , dengan langkah terhuyunh ia masuk ke dalam kamar tidur . Hal itu menunjukan bahwa dirinya benar-benar gila .



WAKTU SIANG DALAM RUANGAN YANG SAMA
Di ruang kerja Tuan X , Dokter duduk dengan tenang memperhatikan Nyonya X yang resah melangkah . Lalu tiba-tiba Nyonya X menanyakan kaadaan suaminya kepada Dokter . Dokter pun menjelaskan bahwa daya pikir Tuan X terus mundur oleh daya khayal perasaannya  . Khayalannya mendadak lahir dari kesenangan masa lampaunya pada suatu waktu . Dan kini terus memburu dan mendera hatinya pada perasaan ketakutan yang amat sangat . Pada perasaan dosa yang sangat menyiksa . Dokter telah beranggapan bahwa Tuan X sudah tidak normal . Nyonya X pun menghembuskan napas keluhan . Dokter lalu menanyakan masa lalu Tuan X kepada Nyonya X .  Nyonya X pun tidak begitu tahu mengenai masa lampau suaminya . Namun ia berusaha menjelaskan seadanya bahwa dulunya Tuan X adalah seorang duda . Pernah empat kali beristri namun selalu diakhiri dengan perceraian dan tanpa meninggalkan anak keturunan lagi . Suaminya pun juga tidak punya lagi sanak kerabat . Selain itu ia juga tidak pernah diceritai mengenai kehidupan suaminya  . Ia menikah dengan Tuan X baru menginjak dua tahun .  Dokter lalu bangkit hendak pergi , Nyonya X pun  ikut pergi . Setelah itu Nyonya X meminta surat keterangan dokter mengenai keaadaan yang sedang dialami suaminya . Dokter pun menyanggupi permintaan Tuan X  lalu segera pergi meninggalkan ruangan .
Setelah dokter pergi . Sesaat Nyonya X tegak menatap pintu kamar tamu . Nampak perubahan pada wajahnya . Rasa senang membayang pada senyumnya .  Lalu ia membalikan badan , lalu bicara kepada diri sendiri . Dengan keterangan surat dokter ia akan menuntut  perceraiannya dari cengkraman suaminya dengan alasan gila . Sehingga ia akan menjadi pewaris tunggal dari kekayaan yang berlimpah . Nyonya X sambil tersenyum ria melangkah ke kamar tidur . Tetapi sebelum ia masuk ,  mendadak Tuan X muncul dari pintu kamar itu dengan telah berpakaian rumah sakit jiwa . Nyonya X tersentak kaget . Ia lalu memutar balik tubuhnya . Nampak rasa takut pada sorot matanya tatkala ia melihat suaminya sudah tegak beberapa langkah di hadapannya . Tuan X meringis lebar lalu memanggil istrinya . Ia tahu bahwa istrinya senang karena dirinya gila . Nyonya X cepat melangkah ke meja kerja untuk mengambil telepon . Tapi Tuan X cepat memburunya , hingga istrinya pun mundur membatalkan maksudnya . Lalu Tuan X terus duduk di kursi kerja , sambil tajam menatap istrinya yang tampak takut . Tuan X meringis lebar , wajah dan sorot matanya menyala penuh rasa dendam . Ia mengatakan kepada istrinya bahwa mereka adalah pasangan yang serasi . Tuan X yang korupsi , serakah sedangkan Nyonya X yang culas , serong . Nyonya X tersentak ,wajahnya memerah dibakar amarah . Tuan X tahu dengan akal licilk istrinya . Nyonya X hendak keluar kamar , tapi langkahnya terhenti tatkala Tuan X hendak mengeluarkan pistol dari laci meja kerja , dan ditodongkan ke arahnya . Nyonya X pun memberanikan diri untuk keluar kamar . Tuan X memburu , lalu berhenti di ambang pintu . Kemudian menembakan pistol beberapa kali diiringi suara jeritan Nyonya X . Istrinya pun tergeletak lalu mati , ia tertawa kecil lalu bicara sendiri .  Ia pun akan menyusul istrinya , namun sebelum itu ia akan meringkaskan hartanya seringkas-ringkasnya dalam bentuk abu . Tuan X menyeret tawanya yang menggila .

0 komentar:

Posting Komentar