Contoh Ulasan Naskah Drama.
Domba-domba Revolusi
“ Domba-domba Revolusi
“ merupakan sebuah kumpulan drama
karya B. Soelarto . Kumpulan
drama yang diterbitkan oleh “ Hikayat “
ini memiliki tebal 208 halaman .
Di dalam buku ini terdapat lima judul naskah drama . Diantaranya yaitu “
Domba-Domba Revolusi “ , “ Gempa “ , “ Abu “ , “ Bapak “ , dan juga “ Insan-insan Malang “ . Naskah drama dengan
Judul “ Abu “ merupakan naskah dengan
Lakon Satu babak dalam dua adegan panjang
.
ABU
Lakon Satu Babak dalan
Dua Adegan Panjang
1. Tokoh atau Para
Pelaku :
1.
Tuan
x : Usia 48 tahun
2.
Nyonya
x :
Wanita manis berusia 25 tahun
3.
Ruh
: Romusya , lelaki usia 30 tahun
4.
Dokter :
usia 36 tahun
5.
Pelayan : Wanita usia 27 tahun
2. Sinopsis drama
AWAL MALAM
Pada awal malam hari di sebuah ruang
kerja yang mewah muncul tuan X dari pintu kamar tidur sambil melepas dasinya . setelah itu muncul
pelayan dari pintu yang berbeda . Tuan X menanyakan keberadaan Nyonya X kepada
pelayan . Pelayan lalu menjelaskan sambil menyerahkan sebuah kotak dari
Nyonya untuk Tuannya . Setelah pelayan meninggalkan ruang , Tuan X
membuka kotak itu dan ternyata isinya hanyalah setumpuk debu . Tuan X tampak
marah dengan hal itu lalu melempar isi kotak .
Tiba-tiba lampu ruangan mati sesaat
lalu menyala lagi berbarengan dengan munculnya Ruh . Ia berada tepat di depan
Tuan X . Ruh menatap tenang sambil menangis
. Tuan X tampak ketakutan dengan sosok Ruh . Ruh mengingatkan ingatan
Tuan X bahwa ia mati barsama ratusan manusia tanpa dosa karena Tuan X . Ruh dan yang lainnya tertipu oleh Tuan X saat
mereka tergabung dalam Romusya . Ruh menceritakan mengenai keluarganya setelah
kejadian itu . Ruh lalu maju mendekat sehingga Tuan X tampak ketakutan . Hal
itu membuat pelayan masuk ruangan dan menanyakan apa yang telah terjadi .
Setelah Tuan X menjelaskan bahwa ada hantu di ruangan tersebut , pelayan pun
keluar mencari pertolongan .
Ruh pun memulai pembicaraannya
dengan Tuan X kembali . Ruh ingin
menyampaikan suatu hal . Ruh merasa mempunyai urusan pribadi dengan Tuan X .
Mendengar hal itu Tuan X membantah dan mengusir
Ruh . Ruh pun tertawa parau , Ia lalu menyuruh Tuan X untuk duduk . Ruh pun mengingatkan lagi tatkala Tuan X
hendak memperoleh duit ganti rugi , Tuan menyatakan janji bahwa semuanya untuk
kepentingan keluarga romusya . Namun ternyata Tuan X belum memenuhi janji itu .
Malah kekayaan itu sudah dinyatakan atas
nama pribadi Tuan X . Mendengar hal itu Tuan X pun tampak marah .
Setelah itu Nyonya X muncul dengan
cemas diikuti oleh pelayan . Ia lalu menanyakan apa yang telah terjadi dengan
suaminya . Tuan X lalu bertanya
dengan Nyonya dan pelayan apakah
mereka melihat sesosok hantu . Mereka
lalu berkata bahwa mereka tak melihat sesosok hantu . Tuan X lalu marah-marah kepada Ruh . Hal
itu yang membuat Nyonya beranggapan bahwa Tuan X mengalami gangguan. Tuan X lalu meminta pertolongan . Ia menyuruh
Nyonya X agar memanggilkan dokter ,
dukun atau kiai untuknya . Setelah Nyonya X dan pelayan pergi meninggalkan
ruangan , Ruh ketawa kecil parau lalu
meminta izin untuk pergi . Tuan X pun mengusirnya .
Tuan X menutup mukanya lalu tertawa
sendiri . Pada saat itu juga , Nyonya X muncul dan diikuti oleh seorang dokter
. Melihat hal itu dokter memberi isyarat kepada Nyonya X untuk tidak melayani
istrinya . Lalu Tuan X bertanya kepada Nyonya X
siapa laki-laki yang bersamanya .
Nyonya X lalu menjelaskan bahwa ia sedang bersama dengan dokter penyakit jiwa .
Mendengar hal itu Tuan X menjelaskan bahwa dirinya tidak gila . Ia lalu
menyuruh Dokter untuk pergi dengan menyerahkan sejumlah uang untuk dokter
sebagai ongkos pulang . Lalu wajah Tuan X mendadak berubah , matanya telah
melotot . Ketakutan menghantui dirinya . Ia lalu melempar lembaran-lembaran
uang yang ada pada genggamannya . Pandangannya lalu tertuju pada uang yang
berserakan di lantai . Perubahan nampak pada wajahnya , ia mendadak berubah dari sikap penakut menjadi sikap berani.
Lalu tawa Tuan X pun meledak , tanpa
memperhatikan pandangan istrinya dan dokter
, dengan langkah terhuyunh ia masuk ke dalam kamar tidur . Hal itu
menunjukan bahwa dirinya benar-benar gila .
WAKTU SIANG DALAM RUANGAN YANG SAMA
Di ruang kerja Tuan X , Dokter duduk
dengan tenang memperhatikan Nyonya X yang resah melangkah . Lalu tiba-tiba
Nyonya X menanyakan kaadaan suaminya kepada Dokter . Dokter pun menjelaskan
bahwa daya pikir Tuan X terus mundur oleh daya khayal perasaannya . Khayalannya mendadak lahir dari kesenangan
masa lampaunya pada suatu waktu . Dan kini terus memburu dan mendera hatinya
pada perasaan ketakutan yang amat sangat . Pada perasaan dosa yang sangat
menyiksa . Dokter telah beranggapan bahwa Tuan X sudah tidak normal . Nyonya X
pun menghembuskan napas keluhan . Dokter lalu menanyakan masa lalu Tuan X
kepada Nyonya X . Nyonya X pun tidak
begitu tahu mengenai masa lampau suaminya . Namun ia berusaha menjelaskan
seadanya bahwa dulunya Tuan X adalah seorang duda . Pernah empat kali beristri
namun selalu diakhiri dengan perceraian dan tanpa meninggalkan anak keturunan
lagi . Suaminya pun juga tidak punya lagi sanak kerabat . Selain itu ia juga
tidak pernah diceritai mengenai kehidupan suaminya . Ia menikah dengan Tuan X baru menginjak dua
tahun . Dokter lalu bangkit hendak pergi
, Nyonya X pun ikut pergi . Setelah itu
Nyonya X meminta surat keterangan dokter mengenai keaadaan yang sedang dialami
suaminya . Dokter pun menyanggupi permintaan Tuan X lalu segera pergi meninggalkan ruangan .
Setelah dokter pergi . Sesaat Nyonya
X tegak menatap pintu kamar tamu . Nampak perubahan pada wajahnya . Rasa senang
membayang pada senyumnya . Lalu ia
membalikan badan , lalu bicara kepada diri sendiri . Dengan keterangan surat
dokter ia akan menuntut perceraiannya
dari cengkraman suaminya dengan alasan gila . Sehingga ia akan menjadi pewaris
tunggal dari kekayaan yang berlimpah . Nyonya X sambil tersenyum ria melangkah
ke kamar tidur . Tetapi sebelum ia masuk ,
mendadak Tuan X muncul dari pintu kamar itu dengan telah berpakaian
rumah sakit jiwa . Nyonya X tersentak kaget . Ia lalu memutar balik tubuhnya .
Nampak rasa takut pada sorot matanya tatkala ia melihat suaminya sudah tegak
beberapa langkah di hadapannya . Tuan X meringis lebar lalu memanggil istrinya
. Ia tahu bahwa istrinya senang karena dirinya gila . Nyonya X cepat melangkah
ke meja kerja untuk mengambil telepon . Tapi Tuan X cepat memburunya , hingga
istrinya pun mundur membatalkan maksudnya . Lalu Tuan X terus duduk di kursi
kerja , sambil tajam menatap istrinya yang tampak takut . Tuan X meringis lebar
, wajah dan sorot matanya menyala penuh rasa dendam . Ia mengatakan kepada
istrinya bahwa mereka adalah pasangan yang serasi . Tuan X yang korupsi , serakah
sedangkan Nyonya X yang culas , serong . Nyonya X tersentak ,wajahnya memerah
dibakar amarah . Tuan X tahu dengan akal licilk istrinya . Nyonya X hendak
keluar kamar , tapi langkahnya terhenti tatkala Tuan X hendak mengeluarkan
pistol dari laci meja kerja , dan ditodongkan ke arahnya . Nyonya X pun
memberanikan diri untuk keluar kamar . Tuan X memburu , lalu berhenti di ambang
pintu . Kemudian menembakan pistol beberapa kali diiringi suara jeritan Nyonya
X . Istrinya pun tergeletak lalu mati , ia tertawa kecil lalu bicara sendiri
. Ia pun akan menyusul istrinya , namun
sebelum itu ia akan meringkaskan hartanya seringkas-ringkasnya dalam bentuk abu
. Tuan X menyeret tawanya yang menggila .
0 komentar:
Posting Komentar