Recent Posts

Selasa, 09 Desember 2014

Hakikat Membaca Nyaring dan Membaca dalam hati





Hakikat Membaca Nyaring dan Membaca dalam hati

Hakikat Membaca Nyaring
Pengertian Membaca Nyaring Menurut Para Ahli
Pengertian membaca nyaring menurut Zainuddin (1992:124) : Membaca nyaring adalah kegiatan membaca dengan menyuarakan tulisan yang dibacanya dengan ucapan dan intonasi yang tepat agar pendengar dan pembaca dapat menangkap informasi yang disampaikan oleh penulis, baik yang berupa pikiran, perasaan, sikap, ataupun pengalaman penulis.

Pengertian membaca nyaring menurut Tarigan (1985:22) : Membaca nyaring adalah suatu kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran dan perasaan seseorang pengarang.
Pengertian membaca nyaring menurut Gruber (dalam Rahim, 2008:24) : Membaca nyaring adalah kegiatan membaca dengan bersuara dengan memperhatikan struktur kata (akata, kata majemuk, dan frasa) dan kalimat, lafal, intonasi dan jeda.
Pengertian membaca nyaring menurut Ellis, dkk (dalam Rahim, 2008:23) : Membaca nyaring adalah aktivitas atau kegiatan membaca bersuara dengan memperhatikan lafal, intonasi serta ekspresi dengan tujuan menghasilkan siswa yang lancar membaca.

Manfaat dan Tujuan Membaca Nyaring      
Menurut Harris dan Sipay (dalam Rahim, 2003), membaca nyaring mengkontribusikan seluruh perkembangan anak melalui cara yang berbeda, di antaranya:
  • memberikan guru suatu cara yang cepat dan valid untuk mengevaluasi kemajuan kemampuan keterampilan membaca yang utama, khususnya penggalan kata dan kelompok kata,
  • membaca nyaring memberikan kesempatan berkomunikasi lisan bagi pembaca dan menyimak untuk menigkatkan keterampilan menyimak,
  • membaca nyaring bisa melatih siswa mendramatisasikan cerita dan memerankan pelaku yang terdapat dalam cerita,
  • membaca nyaring menyediakan suatu media, dengan bimbingan yang bijaksana dari guru, bisa menigkatkan kemampuan penyesuaian diri dengan orang lain.

Keterampilan-keterampilan yang Dituntut Dalam Membaca Nyaring
Dalam pembahasan sebelumnya telah dikemukakan bahwa membaca nyaring menuntut berbagai keterampilan.Daftar keterampilan berikut ini sangat menolong para guru dalam menjalankan tugasnya untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dalam membaca nyaring.(Tarigan 2008:25).
Kelas I:
1)      Mempergunakan ucapan yang tepat;
2)      Mempergunakan frasa yang tepat(bukan kata demi kata);
3)      Mempergunakan intonasi suara yang wajar agar makna mudah terpahami;
4)      Memiliki perawakan dan sikap yang baikserta merawat buku dengan baik;
5)      Menguasai tanda-tanda baca sederhana seperti:
titik(.)
koma(,)
tanda tanya(?)
            tanda seru(!).  

Kelas II:
1)      Membaca dengan terang dan jelas;
2)      Membaca dengan penuh perasaan,ekspresi;
3)      Membaca tanpa tertegun-tegun,tanpa terbata-bata,
Kelas III:
1)      Membaca dengan penuh perasaan,ekspresi;
2)      Mengerti serta memahami bahan bacaan.
Kelas IV:
1)      Memahami bacaan pada tingkay dasar;
2)      Kecepatan mata dan suara:tiga patah kata dalam satu detik.
Kelas V:
1)      Membaca dengan pemahamn dan perasaan;
2)      Aneka kecepatanmembaca nyaring bergantung pada bahan bacaan;
3)      Dapat  membaca tanpa terus menerus melihat pada bahan bacaan.     
Kelas VI:
1)      Membaca nyaring dengan perasaan atau ekspresi;
2)      Membaca dengan penuh kepercayaan (pada diri sendiri) dan mempergunakan frase atau susunan kata yamg tepat.(Barbe and Abbot 1975:156-167;Dawson (et al) 1936;216).

Peningkatan Keterampilan-keterampilan Dalam Membaca Nyaring
Pembaca nyaring yang baik biasanya ingin sekali agar pendengarnya memahami apa yang ia sampaikan.Oleh sebab itu, pembaca hendaklah mengetahui keinginan serta kebutuhan pendangarnya,serta menginterpretasikan bahan bacaan secara tepat.(Tarigan 2008:27).
Agar dapat membaca nyaring dengan baik, pembaca haruslah menguasai keterampilan-keterampilan persepsi(Penglihatan dan daya tanggap) sehingga dia mengenal dan memahami  kata-kata dengan cepat.Yang sama pentingnya dengan hal ini adalah kemampuan mengelompokkan kata-kata ke dalam kesatuan-kesatuan pikiran serta membacanya dengan baik dan lancar.Untuk membantu para pendengar menangkap serta memahami maksud pengarang , pembaca biasanya menggunakan berbagai cara, antara lain:
1)      Dia menyoroti ide-ide baru dengan mempergunakan penekanan yang jelas;
2)      Dia menjelaskan perubahan dari satu ide ke ide lainnya;
3)      Dia menerangkan kesatuan kata-kesatuan kata-kata yang tepat dan baik;
4)      Menghubungkan ide-ide yang bertautan dengan jalan menjaga suaranya agar tinggi sampai akhir dan tujuan tercapai;
5)      Menjelaskan klimaks-klimaks dengan gaya dan daya ekspresi yang baik dan tepat.

Kebanyakan guru dapat memahami hal di atas.Namun sayang, kebanyakan membaca nyaring di dalam kelas terarah pada stu tujuan penilaian.Sebagai tambahan, terdapat suatu penekanan pada kecepatan sebagai suatu indikasi atau petunjuk pertumbuhan sang anak.Tidak mengherankan apabila sedikit sekali kegiatan membaca nyaring yang baik dan menarik.
Keterampilan membaca nyaring akan berkembang secara wajar, secara alamiahdalam membaca drama.Membaca drama menambah sejumlah nilai pada pembaca, antara lain:
1)      Memperoleh kesenangan dalam dramatisasi yang terlihat pada pemupukan keyakinan anak-anak sehari-hari;
2)      Memperkaya daya khayal, imajinasi dalam membaca fiksi;
3)      Menanamkan disiplinyang tidak terdapat pada jenis-jenis membaca lainnya;
4)      Mempertiggi pemahaman, pengembangan kosa kata,membaca frase/paragraf,ekspresi/perasaan,serta keterampilan-keterampilan berbicara secara umum.(Tarigan 1978:28).
Membaca drama menuntut pembaca memadukan antara bahasa verbak dan non verbal, menjiwai dan menghadirkan dirinya pada teks, siap siaga dengan kalimat berikutnya dan tanggap dengan respon selanjutnya.Anak tidak akan mampu menyampaikan maksud teks dengan tepat bila ia tidak memahami maksud teks tersebut.Oleh sebab itu, anak berusaha mengenali tanda-tanda yang terdapat dalam teks, menafsirkannya dengan imajinasinya.Bacaan elementer modern biasanya memuat drama-drama yang disusun untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.Akan tetapi,jangan dilupa bahwa anak-anak membutuhkan pengalaman lebih banyak dengan bacaan.(Anderson 1972:98-99)
Jenis Membaca Nyaring
Pembelajaran membaca nyaring yang dapat diterapkan di kelas cukup beragam. Ada reading aloud, shared reading, guided readin., membaca bersama, pidato dengan teks
Reading Aloud
Kegiatan membaca ini dilakukan oleh guru untuk siswanya. Atau dengan kalimat lain guru membaca siswa mendengarkan. Pembelajaran membaca nyaring jenis ini diterapkan di kelas rendah dan taman kanak-kanak. Guru dapat menggunakan bacaan yang terdapat dalam buku teks atau bahan bacaan lain. Guru membaca dengan suara yang cukup keras, dengan lafal dan intonasi yang baik sehingga seluruh siswa dapat mendengar dengan jelas dan menikmatinya. Kegiatan membaca nyaring sangat cocok dilakukan di SD kelas rendah dan TK. Manfaat yang dapat dipetik dari jenis membaca ini adalah meningkatkan keterampilan menyimak, memperkaya kosa kata, membantu meningkatkan membaca pemahaman, dan menumbuhkan minat baca pada siswa. Contoh membaca yang baik dari guru akan merangsang siswa belajar sungguh-sungguh membaca permulaan. Reading aloud di kelas rendah SD dan TK di samping pembelajaran juga bersifat memotivasi
Namun begitu, reading aloud dapat dilakukan di kelas tinggi SD, jika diperlukan di SLTP. Reading aloud memberikan contoh membaca yang baik di hadapan siswanya. Di kelas rendah dan TK pelaksanaan pembelajaran membaca ini dapat dilakukan setiap hari dengan waktu kurang lebih sepuluh menit. Kegiatan ini akan sangat menyiapkan siswa untuk siap belajar.
Shared reading
Shared reading adalah jenis kegiatan membaca nyaring yang dilakukan antara guru dan siswa. Dalam kegiatan ini antara guru dan siswa memegang buku yang sama. Kegiatan membaca ini dapat dilakukan di kelas rendah maupun di kelas tinggi. Guru di sini bertindak sebagai model, sehingga diperlukan guru dengan kemampuan membaca nyaring yang baik. Cara yang biasanya dilakukan dalam membaca nyaring jenis ini adalah:
1) guru membaca dan siswa mengikuti membaca (untuk kelas rendah);
2) guru membaca dan siswa menyimak bacaan;
3) murid membaca secara bergiliran.
Pelaksanaan pembelajaran di atas akan sangat bermanfaat bagi siswa karena:
1) murid menyimak bacaan langsung dari model;
2) murid diberi kesempatan menunjukkan keterampilan membaca;
3) murid yang masih kurang terampil dalam membaca mendapat kesempatan
membaca yang benar.
Sehubungan dengan membaca secara bergiliran Crawley dan Mountain (1995) mengatakan bahwa membaca jenis ini mengakibatkan anak tidak menyimak. Membaca secara bergiliran harus memiliki tujuan yang pasti jika tidak anak tidak akan menyimak secara baik. Penyimakannya dilakukan karena hanya karena ingin dapat melanjutkan membaca dengan segera. Ia tidak mau dicap oleh guru tidak menyimak. Membaca nyaring jenis ini oleh Craley dan Mountain disebut sebagai membaca round robin. Siswa juga telah mengantisipasi paragraf mana yang akan menjadi giliranya, sementara temannya membaca nyaring. Oleh karena itu, jika menginginkan siswa menyimak secara baik janganlah melakukan membaca nyaring dengan teknik membaca bergilir paragraf demi paragraf.
Sehubungan dengan membaca nyaring Rubin (1993) menjelaskan bahwa kegiatan yang paling penting untuk membangun pengetahuan dan keterampilan berbahasa siswa diperlukan membaca nyaring. Program yang kaya dari membaca nyaring dibutuhkan anak untuk karena membantu siswa memperoleh fasiltas menyimak, memperhatikan sesuatu secara lebih baik, memahami suatu ceritera, mengingat secara terus-menerus pengungkapan kata-kata, serta mengenali kata baru yang muncul dalam konteks lain. Membaca nyaring suatu ceritera sangat membantu siswa menambah kosa kata. Anak akan dapat mengerti dengan sendirinya makna suatu kata meskipun tidak dijelaskan oleh guru. Oleh karena itu, kegiatan membaca nyaring dengan teknik yang tepat sangat dibutuhkan siswa. Bagi siswa kelas rendah kegiatan ini sangat produktif dan bisa menjadi pengalaman interaktif yang paling bagus jika dilakukan dengan tepat.
Dari hasil penelusuran kegiatan membaca nyaring seperti di atas juga jarang dilakukan. Guru-guru tertentu di sekolah tertentu melakukan, tetapi lebih banyak yang tidak melakukan. Oleh karena manfaatnya sangat baik dalam rangka peningkatan kemampuan membaca maka seyogyanya membaca nyaring jenis ini juga sering dilakukan. Jangan lupa, setelah setelah siswa melakukan membaca nyaring secara bergiliran. Lanjutkan kegiatan dengan keterampilan lain misalnya berbicara. Yakni menceriterakan kembali secara singkat. Membuat alur ceritera. Membuat kerangka ceritera berdasarkan inti setiap alur. Dan akhirnya siswa diminta menuliskan kembali ceritera.
5.4.3 Guided Reading
Guided Reading adalah salah satu jenis kegiatan membaca nyaring yang memfungsikan guru sebagai pembimbing, pengamat, dan fasilitator. Meskipun kegiatannya membaca nyaring namun penekanannya bukan pada teknik membaca, tetapi pada pemahaman materi. Seluruh murid membaca teks yang sama dan mendiskusikannya. Guru mengajukan pertanyaan dan siswa diminta menjawab dengan kritis. Pertanyaan harus dibuat secara porposional. Kegiatan ini merupakan kegiatan membaca nyariung yang sangat penting dilakukan di kelas.
Demikianlah jenis pembelajaran membaca nyaring yang dapat dilakukan oleh guru. Sebagai penutup uraian membaca nyaring ini disajikan inti dari buku pegangan terlaris dalam mendidik dan mempersiapkan anak memasuki sekolah formal. Buku tersebut berjudul The New Read-Aloud Handbook. Buku ini sangat terkenal di Amerika Serikat. Inti buku ini adalah menyajikan keuntungan dan kesenangan anak membaca nyaring. Keuntungan dan kesenangan anak dalam membaca nyaring yang terdapat dalam buku itu diterjemahkan dan disajikan seperti di bawah ini.
1) Awali pembelajaran pertama dengan membacakan ceritera di kelas. Bertukar buku yang menarik, Ciptakan kesempatan yang menakjubkan bagi guru dan siswa untuk berbagi kesempatan yang hangat dan menyenangkan, membina ikatan secara akrab dengan seluruh siswa di kelas.
2) Sebelum membacakan ceritera atau puisi, akrabilah dahulu materi bacaan tersebut. Dengan demikian guru akan mengetahui bagian ceritera yang perlu mendapat tekanan. Kata atau konsep mana, apa yang diperlukan sebelum membaca untuk menghindari kebingungan, dan suasanan hati yang perlu ditampilkan.
3) Wacana yang panjang hendaknya diperpendek, supaya pengajaran membaca lebih lancar, dan latihlah membaca suatu ceritera atau bagian ceritera dengan nyaring sebelum membacakan kepada anak.
4) Selalu mendiskusikan isi bahan bacaan dengan siswa untuk membangkitkan minat siswa pada buku. Anak senang sekali dengan anekdot-anekdot tentang penulis atau ilustrator. Informasi ini membuat mereka akan semakin akrab pada ceritera atau puisi tersebut. Pertanyaan seperti lihat judul dan sampul buku ini. Menurutmu buku ini menceriterakan tentang apa? Pernahkah kalian mendengar tentang penulis sebelumnya? Dan lain sebagainya.
5) Suruhlah siswa duduk dengan riang dalam setengah lingkaran di sekitar Anda dan singkirkan semua benda yang dapat mengganggu. Adakan kontak mata selama Anda membacakan ceritera.
6) Duduklah di kursi rendah dekat siswa dan peganglah buku sedemikian rupa sehingga mereka dapat melihat ilustrasi. Ilustrasi merupakan hal penting dalam membaca buku untuk anak.
7) Jadikanlah kegiatan ini mengasyikkan, ekspresikan emosi yang dibangkitkan oleh ceritera atau puisi dan bawalah sastra ke dalam suasana yang hidup melalui gerakan, sound effect, dan perubahan nada suara.
8) Apabila memungkinkan doronglah anak berpartisipasi dalam membaca, misalnya mereka mungkin ingin menceriterakan buku atau mendeklamasikan puisi.
9) Secara periodik berilah pertanyaan untuk meningkatkan pemahaman dan minat siswa. Berikan kesempatan pada siswa untuk duduk santai bersandar dengan senang merupakan daya tarik dari sastra yang menyenangkan. Jangan selalu bertanya dan mengubah membaca nyaring menjadi suatu tes.
10) Jangan menyelesaikan seluruh bagian atau bab pada suatu bacaan. Berhentilah pada bagian ceritera yang menegangkan. Biarkan anak berdiri di pinggir tempat duduknya, cemas karena rasa ingin tahu mereka lebih lanjut tentang apa yang terjadi berikutnya.
11) Pada penyelesaian ceritera atau puisi berikan kesempatan kepada siswa untuk merenungkan apa yang telah mereka dengar dan meneliti perasaannya sendiri.
12) Setelah menyelesaikan seluruh ceritera, berikanlah waktu kepada siswa untuk mengekspresikan perasaan mereka secara bebas.

Hal yang perlu diingat dalam membaca nyaring antara lain sebagai berikut.
1) Seni menyimak merupakan sesuatu yang bermanfaat, sehingga harus diajarkan.
2) Panjang pendek ceritera yang dibacakan hendaknya bervariasi.
3) Jika membacakan buku ceritera bergambar, guru harus yakin anak dapat melihat gambar itu dengan jelas.
4) Hentikan membaca pada titik yang menyenangkan.
5) Sesudah membaca sediakan waktu untuk berdiskusi, mengekspresikan secara lisan, tertulis atau pun ekspresi artistik.
6) Jangan membelokkan diskusi menjadi ujian, tes atau evaluasi.
7) Bacalah teks dengan penuh ekspresi dan perlahan-lahan.
8) Sebelum membaca buku tersebut di depan kelas, tinjaulah buku tersebut lebih dahulu.
9) Jangan membacakan ceritera yang tidak kita sukai.
10) Jangan meneruskan membaca ceritera jika ternyata buku tersebut pilihan yang salah.
11) Jangan bingung dengan pertanyaan yang diajukan siswa selama membaca, dan diskusikan dengan siswa pendapat dan kesimpulan mereka.
12) Ciptakan pertanyaan terbuka yang mengharuskan siswa memusatkan perhatian pada bagian tertentu dari sebuah buku (Rothlein dan Meinbach, 1993).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa membaca nyaring lebih ditekankan pada, membaca nyaring yang dilakukan oleh guru. Kegiatan membaca nyaring kurang baik dan kurang bermakna jika dilakukan dengan teknik round robin.
Kegaiatan membaca nyaring sangat penting dan banyak keuntungan yang diperoleh siswa. Oleh karena itu, guru perlu membuat suatu program kegiatan nyaring yang efektif. Jangan lupa berlatihlah membaca nyaring dengan teknik yang tepat agar membaca nyaring Anda menarik didengar siswa Anda.
Memilih Bacaan
Kepentingan membaca bagi menusia dicanangkan oleh Tuhan. Perintah membaca oleh Tuhan ini dikemas dalam ayat yang pertama kali diturunkan Tuhan. Dalam surat ini yakni al Alaq Tuhan menurunkan lima ayat akan pentingnya membaca bagi umat manusia untuk mencapai keberhasilan di dunia dan di akhirat. Kelima ayat tersebut diterjemahkan secara bebas sebagai berikut. (1) Bacalah dengan menyebut nama Tuhan-Mu. (2) Dia yang telah menciptakan manusia dengan segumpal darah. (3) Bacalah, dan Tuhan yang maha Pemurah (4) Tuhan yang mengajar manusia dengan perantaraan kalam. (5) Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.
Banyak manfaat yang dapat dipetik dari kegiatan membaca. Manfaat membaca dapat didapat oleh siapa saja dan dari tulisan apa saja. Sederetan manfaat membaca dapat diuraikan di bawah ini.
1) menusir rasa cemas dan gundah gulana,
2) tidak akan terjatuh ke dalam lembah kebodohan,
3) menjernihkan pikiran,
4) mencari dan membentuk jati diri,
5) belajar bercakap dan berkata-kata,
6) mengisi dan memperbanyak memori, dsb.
Memperoleh manfaat membaca tidak selamanya positif dan baik akibatnya. Oleh karena itu, sebagai orang yang berpendidikan yang menginginkan kemajuan harus berpikir cerdas. Bukankah hilangnya rasa cemah dan gundah gulana, terhindar dari kebodohan pastilah hal yang baik. Namun, bagaimana bila pikiran yang jernih dan hilangnya kegundahan hanya menjadikan seorang penghayal. Hilangnya kebodohan hanya menjadikan seorang pemalas. Serta jati diri yang terbentuk menjauhkan manusia dari sang Pencipta? Bagaimana pula bila pendai bercakapnya ialah sebagaimana bercakapnya orang yang tidak mengetahui adat dan tata krama. Bagaimana pula bila memorinya hanya dipenuhi oleh sesuatu yang tidak bermanfaat?
Sekarang ini sangat mudah didapatkan berbagai media cetak di masyarakat. Beraneka ragam bentuk, jenis, tema, dan misi dan visinya, serta penggemarnya. Kesalahan memilih bahan bacaan akan berakibat fatal bagi diri pembaca dan juga masyarakatsecara umum.
Sekarang ini rasanya mudah ditemui para penghayal dan pemalas. Manusia yang buruk akhlaknya. Anak yang nakal dan durhaka. Orang tua yang tidak bertanggung jawab terhadap anak. Istri yang penggerutu. Suami yang tidak bertanggung jawab. Orang yang senang memutarbalikkan fakta. Orang yang bertutur kata dan gaya bicara yang menghilangkan rasa malu. Memori seseorang yang penuh dengan kerusakan. Semuanya adalah salah satu akibat kesalahan membaca.
Oleh karena itu, memilih bacaan yang tepat untuk diri sendiri, anak, anak didik, dan keluarga sangat penting. Orang tua dan guru sangat berperan dan bertanggung jawab dalam membentuk kepribadian diri dan keluarganya, terutama orentasi hidup dan kehidupanya di dunia. Seleksilah bacaan untuk anak. Orang tua dan guru harus lebih berhati-hati dalam memilih bacaan. Pilihlah bacaan yang dapat meningkatkan pemahaman akan kemanusiaan, ketuhaman, dan ciptaan Tuhan. Hindarilah bacaan baik secara langsung atau tidak mengajak kepada suatu kelompok tertentu, fanatik terhadapnya, bahkan menjadikan loyalitas dan ukuran kebenaran.
Keterampilan yang dituntut dalam membaca nyaring adalah berbagai kemampuan, diantaranya adalah :
1.  menggunakan ucapan yang tepat,
2. menggunakan frase yang tepat,
3. menggunakan intonasi suara yang wajar,
4. dalam posisi sikap yang baik,
5. menguasai tanda-tanda baca,
6. membaca dengan terang dan jelas,
7. membaca dengan penuh perasaan, ekspresif,
8. membaca dengan tidak terbata-bata,
9. mengerti serta memahami bahan bacaan yang dibacanya,
10. kecepatan bergantung pada bahan bacaan yang dibacanya,
11. membaca dengan tanpa terus-menerus melihat bahan bacaan,
12. membaca dengan penuh kepercayaan pada diri sendiri.
13. membaca tanpa bersuara, tanpa bibir bergerak, tanpa ada desis apapun,
14. membaca tanpa ada gerakan-gerakan kepala,
15. membaca lebih cepat dibandingkan dengan membaca nyaring,
16. tanpa menggunakan jari atau alat lain sebagai penunjuk,
17. mengerti dan memahami bahan bacaan,
18. dituntut kecepatan mata dalam membaca,
19. membaca dengan pemahaman yang baik,
20. dapat menyesuaikan kecepatan dengan tingkat kesukaran yang terdapat dalam bacaan.




Membaca dalam Hati
Membaca dalam hati yaitu membaca dengan tidak mengeluarkan kata-kata atau suara. Dengan membaca dalam hati siswa dapat lebih berkonsentrasi, sehingga lebih dapat memahami isi yang terkandung dalam sebuah bacaan. Membaca dalam hati sebenarnya membaca bagi orang dewasa atau orang tua. Tidak semua siawa SD dapat membaca dalam hati. Membaca dalam hati siswa SD tetap dilakukan dengan membaca bersuara atau membaca secara berbisik-bisik. Tidak dapat dilaksanakan secara sempurna. Khusus kelas I dan kelas II tidak ada pembelajaran membaca dalam hati. Kelas III-IV dapat dilatih membaca dengan suara bisik-bisik. Sedang kelas V-VI dapat membaca dalam hati secara lebih baik.



Tujuan pembelajaran membaca dalam hati agar siswa dapat:
  1. berkonsentrasi fisik dan mental
  2. membaca secepat-cepatnya
  3. memahami isi
  4. menghayati isi
  5. mengungkapkan kembali isi bacaan.
 

Sumber:
Haryadi. 2006. Retorika Membaca. Rumah Indonesia : Semarang
Haryadi. 2012. Dasar-dasar Membaca. Semarang
http://tugaskampuss.blogspot.com/2010/02/model-dan-metode-membaca.html
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2060360-jenis membaca/#ixzz2DbeJmSv3

 


1 komentar:

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

Posting Komentar