Hakikat
Membaca Nyaring dan Membaca dalam hati
Hakikat Membaca Nyaring
Pengertian
Membaca Nyaring Menurut Para Ahli
Pengertian membaca
nyaring menurut Zainuddin (1992:124) : Membaca nyaring adalah
kegiatan membaca dengan menyuarakan tulisan yang dibacanya dengan ucapan dan
intonasi yang tepat agar pendengar dan pembaca dapat menangkap informasi yang
disampaikan oleh penulis, baik yang berupa pikiran, perasaan, sikap, ataupun
pengalaman penulis.
Pengertian membaca nyaring menurut Tarigan (1985:22) : Membaca nyaring adalah suatu kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran dan perasaan seseorang pengarang.
Pengertian membaca
nyaring menurut Gruber (dalam Rahim, 2008:24) : Membaca
nyaring adalah kegiatan membaca dengan bersuara dengan memperhatikan struktur
kata (akata, kata majemuk, dan frasa) dan kalimat, lafal, intonasi dan jeda.
Pengertian membaca
nyaring menurut Ellis, dkk (dalam Rahim, 2008:23) : Membaca
nyaring adalah aktivitas atau kegiatan membaca bersuara dengan memperhatikan
lafal, intonasi serta ekspresi dengan tujuan menghasilkan siswa yang lancar
membaca.
Manfaat dan Tujuan Membaca Nyaring
Menurut Harris dan Sipay (dalam Rahim,
2003), membaca nyaring mengkontribusikan seluruh perkembangan anak melalui cara
yang berbeda, di antaranya:
- memberikan guru suatu cara yang cepat dan valid untuk mengevaluasi kemajuan kemampuan keterampilan membaca yang utama, khususnya penggalan kata dan kelompok kata,
- membaca nyaring memberikan kesempatan berkomunikasi lisan bagi pembaca dan menyimak untuk menigkatkan keterampilan menyimak,
- membaca nyaring bisa melatih siswa mendramatisasikan cerita dan memerankan pelaku yang terdapat dalam cerita,
- membaca nyaring menyediakan suatu media, dengan bimbingan yang bijaksana dari guru, bisa menigkatkan kemampuan penyesuaian diri dengan orang lain.
Keterampilan-keterampilan yang
Dituntut Dalam Membaca Nyaring
Dalam
pembahasan sebelumnya telah dikemukakan bahwa membaca nyaring menuntut berbagai
keterampilan.Daftar keterampilan berikut ini sangat menolong para guru dalam
menjalankan tugasnya untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dalam membaca
nyaring.(Tarigan 2008:25).
Kelas
I:
1)
Mempergunakan ucapan yang tepat;
2)
Mempergunakan frasa yang tepat(bukan kata demi kata);
3)
Mempergunakan intonasi suara yang wajar agar makna mudah terpahami;
4)
Memiliki perawakan dan sikap yang baikserta merawat buku dengan baik;
5)
Menguasai tanda-tanda baca sederhana seperti:
titik(.)
koma(,)
tanda tanya(?)
tanda
seru(!).
Kelas
II:
1)
Membaca dengan terang dan jelas;
2)
Membaca dengan penuh perasaan,ekspresi;
3)
Membaca tanpa tertegun-tegun,tanpa terbata-bata,
Kelas
III:
1)
Membaca dengan penuh perasaan,ekspresi;
2)
Mengerti serta memahami bahan bacaan.
Kelas
IV:
1)
Memahami bacaan pada tingkay dasar;
2)
Kecepatan mata dan suara:tiga patah kata dalam satu detik.
Kelas
V:
1)
Membaca dengan pemahamn dan perasaan;
2)
Aneka kecepatanmembaca nyaring bergantung pada bahan bacaan;
3)
Dapat membaca tanpa terus menerus
melihat pada bahan bacaan.
Kelas
VI:
1)
Membaca nyaring dengan perasaan atau ekspresi;
2)
Membaca dengan penuh kepercayaan (pada diri sendiri) dan mempergunakan frase
atau susunan kata yamg tepat.(Barbe and Abbot 1975:156-167;Dawson (et al)
1936;216).
Peningkatan
Keterampilan-keterampilan Dalam Membaca Nyaring
Pembaca
nyaring yang baik biasanya ingin sekali agar pendengarnya memahami apa yang ia
sampaikan.Oleh sebab itu, pembaca hendaklah mengetahui keinginan serta
kebutuhan pendangarnya,serta menginterpretasikan bahan bacaan secara
tepat.(Tarigan 2008:27).
Agar
dapat membaca nyaring dengan baik, pembaca haruslah menguasai keterampilan-keterampilan
persepsi(Penglihatan dan daya tanggap) sehingga dia mengenal dan memahami kata-kata dengan cepat.Yang sama pentingnya
dengan hal ini adalah kemampuan mengelompokkan kata-kata ke dalam kesatuan-kesatuan
pikiran serta membacanya dengan baik dan lancar.Untuk membantu para pendengar
menangkap serta memahami maksud pengarang , pembaca biasanya menggunakan
berbagai cara, antara lain:
1)
Dia menyoroti ide-ide baru dengan mempergunakan penekanan yang jelas;
2)
Dia menjelaskan perubahan dari satu ide ke ide lainnya;
3)
Dia menerangkan kesatuan kata-kesatuan kata-kata yang tepat dan baik;
4)
Menghubungkan ide-ide yang bertautan dengan jalan menjaga suaranya agar tinggi
sampai akhir dan tujuan tercapai;
5)
Menjelaskan klimaks-klimaks dengan gaya dan daya ekspresi yang baik dan tepat.
Kebanyakan
guru dapat memahami hal di atas.Namun sayang, kebanyakan membaca nyaring di
dalam kelas terarah pada stu tujuan penilaian.Sebagai tambahan, terdapat suatu
penekanan pada kecepatan sebagai suatu indikasi atau petunjuk pertumbuhan sang
anak.Tidak mengherankan apabila sedikit sekali kegiatan membaca nyaring yang
baik dan menarik.
Keterampilan
membaca nyaring akan berkembang secara wajar, secara alamiahdalam membaca
drama.Membaca drama menambah sejumlah nilai pada pembaca, antara lain:
1)
Memperoleh kesenangan dalam dramatisasi yang terlihat pada pemupukan keyakinan
anak-anak sehari-hari;
2)
Memperkaya daya khayal, imajinasi dalam membaca fiksi;
3)
Menanamkan disiplinyang tidak terdapat pada jenis-jenis membaca lainnya;
4)
Mempertiggi pemahaman, pengembangan kosa kata,membaca
frase/paragraf,ekspresi/perasaan,serta keterampilan-keterampilan berbicara
secara umum.(Tarigan 1978:28).
Membaca
drama menuntut pembaca memadukan antara bahasa verbak dan non verbal, menjiwai
dan menghadirkan dirinya pada teks, siap siaga dengan kalimat berikutnya dan
tanggap dengan respon selanjutnya.Anak tidak akan mampu menyampaikan maksud
teks dengan tepat bila ia tidak memahami maksud teks tersebut.Oleh sebab itu,
anak berusaha mengenali tanda-tanda yang terdapat dalam teks, menafsirkannya
dengan imajinasinya.Bacaan elementer modern biasanya memuat drama-drama yang
disusun untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.Akan tetapi,jangan dilupa bahwa
anak-anak membutuhkan pengalaman lebih banyak dengan bacaan.(Anderson
1972:98-99)
Jenis Membaca Nyaring
Pembelajaran membaca nyaring yang
dapat diterapkan di kelas cukup beragam. Ada reading aloud, shared reading,
guided readin., membaca bersama, pidato dengan teks
Reading Aloud
Kegiatan membaca ini dilakukan oleh
guru untuk siswanya. Atau dengan kalimat lain guru membaca siswa mendengarkan.
Pembelajaran membaca nyaring jenis ini diterapkan di kelas rendah dan taman
kanak-kanak. Guru dapat menggunakan bacaan yang terdapat dalam buku teks atau
bahan bacaan lain. Guru membaca dengan suara yang cukup keras, dengan lafal dan
intonasi yang baik sehingga seluruh siswa dapat mendengar dengan jelas dan
menikmatinya. Kegiatan membaca nyaring sangat cocok dilakukan di SD kelas
rendah dan TK. Manfaat yang dapat dipetik dari jenis membaca ini adalah
meningkatkan keterampilan menyimak, memperkaya kosa kata, membantu meningkatkan
membaca pemahaman, dan menumbuhkan minat baca pada siswa. Contoh membaca yang
baik dari guru akan merangsang siswa belajar sungguh-sungguh membaca permulaan.
Reading aloud di kelas rendah SD dan TK di samping pembelajaran juga
bersifat memotivasi
Namun begitu, reading aloud
dapat dilakukan di kelas tinggi SD, jika diperlukan di SLTP. Reading aloud
memberikan contoh membaca yang baik di hadapan siswanya. Di kelas rendah dan TK
pelaksanaan pembelajaran membaca ini dapat dilakukan setiap hari dengan waktu
kurang lebih sepuluh menit. Kegiatan ini akan sangat menyiapkan siswa untuk
siap belajar.
Shared reading
Shared reading adalah
jenis kegiatan membaca nyaring yang dilakukan antara guru dan siswa. Dalam
kegiatan ini antara guru dan siswa memegang buku yang sama. Kegiatan membaca
ini dapat dilakukan di kelas rendah maupun di kelas tinggi. Guru di sini
bertindak sebagai model, sehingga diperlukan guru dengan kemampuan membaca
nyaring yang baik. Cara yang biasanya dilakukan dalam membaca nyaring jenis ini
adalah:
1) guru membaca dan siswa mengikuti
membaca (untuk kelas rendah);
2) guru membaca dan siswa menyimak
bacaan;
3) murid membaca secara bergiliran.
Pelaksanaan pembelajaran di atas
akan sangat bermanfaat bagi siswa karena:
1) murid menyimak bacaan langsung
dari model;
2) murid diberi kesempatan
menunjukkan keterampilan membaca;
3) murid yang masih kurang terampil
dalam membaca mendapat kesempatan
membaca yang benar.
Sehubungan dengan membaca secara
bergiliran Crawley dan Mountain (1995) mengatakan bahwa membaca jenis ini
mengakibatkan anak tidak menyimak. Membaca secara bergiliran harus memiliki
tujuan yang pasti jika tidak anak tidak akan menyimak secara baik.
Penyimakannya dilakukan karena hanya karena ingin dapat melanjutkan membaca
dengan segera. Ia tidak mau dicap oleh guru tidak menyimak. Membaca nyaring
jenis ini oleh Craley dan Mountain disebut sebagai membaca round robin.
Siswa juga telah mengantisipasi paragraf mana yang akan menjadi giliranya,
sementara temannya membaca nyaring. Oleh karena itu, jika menginginkan siswa
menyimak secara baik janganlah melakukan membaca nyaring dengan teknik membaca
bergilir paragraf demi paragraf.
Sehubungan dengan membaca nyaring
Rubin (1993) menjelaskan bahwa kegiatan yang paling penting untuk membangun
pengetahuan dan keterampilan berbahasa siswa diperlukan membaca nyaring.
Program yang kaya dari membaca nyaring dibutuhkan anak untuk karena membantu
siswa memperoleh fasiltas menyimak, memperhatikan sesuatu secara lebih baik,
memahami suatu ceritera, mengingat secara terus-menerus pengungkapan kata-kata,
serta mengenali kata baru yang muncul dalam konteks lain. Membaca nyaring suatu
ceritera sangat membantu siswa menambah kosa kata. Anak akan dapat mengerti
dengan sendirinya makna suatu kata meskipun tidak dijelaskan oleh guru. Oleh
karena itu, kegiatan membaca nyaring dengan teknik yang tepat sangat dibutuhkan
siswa. Bagi siswa kelas rendah kegiatan ini sangat produktif dan bisa menjadi
pengalaman interaktif yang paling bagus jika dilakukan dengan tepat.
Dari hasil
penelusuran kegiatan membaca nyaring seperti di atas juga jarang dilakukan.
Guru-guru tertentu di sekolah tertentu melakukan, tetapi lebih banyak yang
tidak melakukan. Oleh karena manfaatnya sangat baik dalam rangka peningkatan
kemampuan membaca maka seyogyanya membaca nyaring jenis ini juga sering
dilakukan. Jangan lupa, setelah setelah siswa melakukan membaca nyaring secara
bergiliran. Lanjutkan kegiatan dengan keterampilan lain misalnya berbicara.
Yakni menceriterakan kembali secara singkat. Membuat alur ceritera. Membuat
kerangka ceritera berdasarkan inti setiap alur. Dan akhirnya siswa diminta
menuliskan kembali ceritera.
5.4.3 Guided
Reading
Guided Reading adalah salah satu
jenis kegiatan membaca nyaring yang memfungsikan guru sebagai pembimbing,
pengamat, dan fasilitator. Meskipun kegiatannya membaca nyaring namun
penekanannya bukan pada teknik membaca, tetapi pada pemahaman materi. Seluruh
murid membaca teks yang sama dan mendiskusikannya. Guru mengajukan pertanyaan
dan siswa diminta menjawab dengan kritis. Pertanyaan harus dibuat secara
porposional. Kegiatan ini merupakan kegiatan membaca nyariung yang sangat
penting dilakukan di kelas.
Demikianlah
jenis pembelajaran membaca nyaring yang dapat dilakukan oleh guru. Sebagai
penutup uraian membaca nyaring ini disajikan inti dari buku pegangan terlaris
dalam mendidik dan mempersiapkan anak memasuki sekolah formal. Buku tersebut
berjudul The New Read-Aloud Handbook. Buku ini sangat terkenal di
Amerika Serikat. Inti buku ini adalah menyajikan keuntungan dan kesenangan anak
membaca nyaring. Keuntungan dan kesenangan anak dalam membaca nyaring yang
terdapat dalam buku itu diterjemahkan dan disajikan seperti di bawah ini.
1)
Awali pembelajaran pertama dengan membacakan ceritera di kelas. Bertukar buku
yang menarik, Ciptakan kesempatan yang menakjubkan bagi guru dan siswa untuk
berbagi kesempatan yang hangat dan menyenangkan, membina ikatan secara akrab
dengan seluruh siswa di kelas.
2)
Sebelum membacakan ceritera atau puisi, akrabilah dahulu materi bacaan
tersebut. Dengan demikian guru akan mengetahui bagian ceritera yang perlu
mendapat tekanan. Kata atau konsep mana, apa yang diperlukan sebelum membaca
untuk menghindari kebingungan, dan suasanan hati yang perlu ditampilkan.
3)
Wacana yang panjang hendaknya diperpendek, supaya pengajaran membaca lebih
lancar, dan latihlah membaca suatu ceritera atau bagian ceritera dengan nyaring
sebelum membacakan kepada anak.
4)
Selalu mendiskusikan isi bahan bacaan dengan siswa untuk membangkitkan minat
siswa pada buku. Anak senang sekali dengan anekdot-anekdot tentang penulis atau
ilustrator. Informasi ini membuat mereka akan semakin akrab pada ceritera atau
puisi tersebut. Pertanyaan seperti lihat judul dan sampul buku ini.
Menurutmu buku ini menceriterakan tentang apa? Pernahkah kalian mendengar
tentang penulis sebelumnya? Dan lain sebagainya.
5)
Suruhlah siswa duduk dengan riang dalam setengah lingkaran di sekitar Anda dan
singkirkan semua benda yang dapat mengganggu. Adakan kontak mata selama Anda
membacakan ceritera.
6)
Duduklah di kursi rendah dekat siswa dan peganglah buku sedemikian rupa
sehingga mereka dapat melihat ilustrasi. Ilustrasi merupakan hal penting dalam
membaca buku untuk anak.
7)
Jadikanlah kegiatan ini mengasyikkan, ekspresikan emosi yang dibangkitkan oleh
ceritera atau puisi dan bawalah sastra ke dalam suasana yang hidup melalui
gerakan, sound effect, dan perubahan nada suara.
8)
Apabila memungkinkan doronglah anak berpartisipasi dalam membaca, misalnya
mereka mungkin ingin menceriterakan buku atau mendeklamasikan puisi.
9)
Secara periodik berilah pertanyaan untuk meningkatkan pemahaman dan minat
siswa. Berikan kesempatan pada siswa untuk duduk santai bersandar dengan senang
merupakan daya tarik dari sastra yang menyenangkan. Jangan selalu bertanya dan
mengubah membaca nyaring menjadi suatu tes.
10)
Jangan menyelesaikan seluruh bagian atau bab pada suatu bacaan. Berhentilah
pada bagian ceritera yang menegangkan. Biarkan anak berdiri di pinggir tempat
duduknya, cemas karena rasa ingin tahu mereka lebih lanjut tentang apa yang
terjadi berikutnya.
11)
Pada penyelesaian ceritera atau puisi berikan kesempatan kepada siswa untuk
merenungkan apa yang telah mereka dengar dan meneliti perasaannya sendiri.
12)
Setelah menyelesaikan seluruh ceritera, berikanlah waktu kepada siswa untuk
mengekspresikan perasaan mereka secara bebas.
Hal yang perlu diingat dalam
membaca nyaring antara lain sebagai berikut.
1)
Seni menyimak merupakan sesuatu yang bermanfaat, sehingga harus diajarkan.
2)
Panjang pendek ceritera yang dibacakan hendaknya bervariasi.
3)
Jika membacakan buku ceritera bergambar, guru harus yakin anak dapat melihat
gambar itu dengan jelas.
4)
Hentikan membaca pada titik yang menyenangkan.
5)
Sesudah membaca sediakan waktu untuk berdiskusi, mengekspresikan secara lisan,
tertulis atau pun ekspresi artistik.
6)
Jangan membelokkan diskusi menjadi ujian, tes atau evaluasi.
7)
Bacalah teks dengan penuh ekspresi dan perlahan-lahan.
8)
Sebelum membaca buku tersebut di depan kelas, tinjaulah buku tersebut lebih
dahulu.
9)
Jangan membacakan ceritera yang tidak kita sukai.
10)
Jangan meneruskan membaca ceritera jika ternyata buku tersebut pilihan yang
salah.
11)
Jangan bingung dengan pertanyaan yang diajukan siswa selama membaca, dan
diskusikan dengan siswa pendapat dan kesimpulan mereka.
12)
Ciptakan pertanyaan terbuka yang mengharuskan siswa memusatkan perhatian pada
bagian tertentu dari sebuah buku (Rothlein dan Meinbach, 1993).
Dari uraian di
atas dapat disimpulkan bahwa membaca nyaring lebih ditekankan pada, membaca
nyaring yang dilakukan oleh guru. Kegiatan membaca nyaring kurang baik dan
kurang bermakna jika dilakukan dengan teknik round robin.
Kegaiatan
membaca nyaring sangat penting dan banyak keuntungan yang diperoleh siswa. Oleh
karena itu, guru perlu membuat suatu program kegiatan nyaring yang efektif.
Jangan lupa berlatihlah membaca nyaring dengan teknik yang tepat agar membaca
nyaring Anda menarik didengar siswa Anda.
Memilih Bacaan
Kepentingan membaca bagi menusia
dicanangkan oleh Tuhan. Perintah membaca oleh Tuhan ini dikemas dalam ayat yang
pertama kali diturunkan Tuhan. Dalam surat ini yakni al Alaq Tuhan menurunkan
lima ayat akan pentingnya membaca bagi umat manusia untuk mencapai keberhasilan
di dunia dan di akhirat. Kelima ayat tersebut diterjemahkan secara bebas
sebagai berikut. (1) Bacalah dengan menyebut nama Tuhan-Mu. (2) Dia yang telah
menciptakan manusia dengan segumpal darah. (3) Bacalah, dan Tuhan yang maha
Pemurah (4) Tuhan yang mengajar manusia dengan perantaraan kalam. (5) Dia
mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.
Banyak manfaat yang dapat dipetik
dari kegiatan membaca. Manfaat membaca dapat didapat oleh siapa saja dan dari
tulisan apa saja. Sederetan manfaat membaca dapat diuraikan di bawah ini.
1)
menusir rasa cemas dan gundah gulana,
2)
tidak akan terjatuh ke dalam lembah kebodohan,
3)
menjernihkan pikiran,
4)
mencari dan membentuk jati diri,
5)
belajar bercakap dan berkata-kata,
6)
mengisi dan memperbanyak memori, dsb.
Memperoleh manfaat membaca tidak
selamanya positif dan baik akibatnya. Oleh karena itu, sebagai orang yang
berpendidikan yang menginginkan kemajuan harus berpikir cerdas. Bukankah
hilangnya rasa cemah dan gundah gulana, terhindar dari kebodohan pastilah hal
yang baik. Namun, bagaimana bila pikiran yang jernih dan hilangnya kegundahan
hanya menjadikan seorang penghayal. Hilangnya kebodohan hanya menjadikan
seorang pemalas. Serta jati diri yang terbentuk menjauhkan manusia dari sang
Pencipta? Bagaimana pula bila pendai bercakapnya ialah sebagaimana bercakapnya
orang yang tidak mengetahui adat dan tata krama. Bagaimana pula bila memorinya
hanya dipenuhi oleh sesuatu yang tidak bermanfaat?
Sekarang ini sangat mudah
didapatkan berbagai media cetak di masyarakat. Beraneka ragam bentuk, jenis,
tema, dan misi dan visinya, serta penggemarnya. Kesalahan memilih bahan bacaan
akan berakibat fatal bagi diri pembaca dan juga masyarakatsecara umum.
Sekarang ini rasanya mudah ditemui
para penghayal dan pemalas. Manusia yang buruk akhlaknya. Anak yang nakal dan
durhaka. Orang tua yang tidak bertanggung jawab terhadap anak. Istri yang
penggerutu. Suami yang tidak bertanggung jawab. Orang yang senang
memutarbalikkan fakta. Orang yang bertutur kata dan gaya bicara yang
menghilangkan rasa malu. Memori seseorang yang penuh dengan kerusakan. Semuanya
adalah salah satu akibat kesalahan membaca.
Oleh karena itu, memilih bacaan
yang tepat untuk diri sendiri, anak, anak didik, dan keluarga sangat penting.
Orang tua dan guru sangat berperan dan bertanggung jawab dalam membentuk
kepribadian diri dan keluarganya, terutama orentasi hidup dan kehidupanya di
dunia. Seleksilah bacaan untuk anak. Orang tua dan guru harus lebih
berhati-hati dalam memilih bacaan. Pilihlah bacaan yang dapat meningkatkan
pemahaman akan kemanusiaan, ketuhaman, dan ciptaan Tuhan. Hindarilah bacaan
baik secara langsung atau tidak mengajak kepada suatu kelompok tertentu,
fanatik terhadapnya, bahkan menjadikan loyalitas dan ukuran kebenaran.
Keterampilan
yang dituntut dalam membaca nyaring adalah berbagai kemampuan, diantaranya
adalah :
1. menggunakan ucapan yang tepat,
2. menggunakan frase yang tepat,
3. menggunakan intonasi suara yang wajar,
4. dalam posisi sikap yang baik,
5. menguasai tanda-tanda baca,
6. membaca dengan terang dan jelas,
7. membaca dengan penuh perasaan, ekspresif,
8. membaca dengan tidak terbata-bata,
9. mengerti serta memahami bahan bacaan yang dibacanya,
10. kecepatan bergantung pada bahan bacaan yang dibacanya,
11. membaca dengan tanpa terus-menerus melihat bahan bacaan,
12. membaca dengan penuh kepercayaan pada diri sendiri.
2. menggunakan frase yang tepat,
3. menggunakan intonasi suara yang wajar,
4. dalam posisi sikap yang baik,
5. menguasai tanda-tanda baca,
6. membaca dengan terang dan jelas,
7. membaca dengan penuh perasaan, ekspresif,
8. membaca dengan tidak terbata-bata,
9. mengerti serta memahami bahan bacaan yang dibacanya,
10. kecepatan bergantung pada bahan bacaan yang dibacanya,
11. membaca dengan tanpa terus-menerus melihat bahan bacaan,
12. membaca dengan penuh kepercayaan pada diri sendiri.
13.
membaca tanpa bersuara, tanpa bibir bergerak, tanpa ada desis apapun,
14. membaca tanpa ada gerakan-gerakan kepala,
15. membaca lebih cepat dibandingkan dengan membaca nyaring,
16. tanpa menggunakan jari atau alat lain sebagai penunjuk,
17. mengerti dan memahami bahan bacaan,
18. dituntut kecepatan mata dalam membaca,
19. membaca dengan pemahaman yang baik,
20. dapat menyesuaikan kecepatan dengan tingkat kesukaran yang terdapat dalam bacaan.
14. membaca tanpa ada gerakan-gerakan kepala,
15. membaca lebih cepat dibandingkan dengan membaca nyaring,
16. tanpa menggunakan jari atau alat lain sebagai penunjuk,
17. mengerti dan memahami bahan bacaan,
18. dituntut kecepatan mata dalam membaca,
19. membaca dengan pemahaman yang baik,
20. dapat menyesuaikan kecepatan dengan tingkat kesukaran yang terdapat dalam bacaan.
Membaca
dalam Hati
Membaca dalam hati yaitu
membaca dengan tidak mengeluarkan kata-kata atau suara. Dengan membaca dalam
hati siswa dapat lebih berkonsentrasi, sehingga lebih dapat memahami isi yang
terkandung dalam sebuah bacaan. Membaca dalam hati sebenarnya membaca bagi
orang dewasa atau orang tua. Tidak semua siawa SD dapat membaca dalam hati.
Membaca dalam hati siswa SD tetap dilakukan dengan membaca bersuara atau
membaca secara berbisik-bisik. Tidak dapat dilaksanakan secara sempurna. Khusus
kelas I dan kelas II tidak ada pembelajaran membaca dalam hati. Kelas III-IV
dapat dilatih membaca dengan suara bisik-bisik. Sedang kelas V-VI dapat membaca
dalam hati secara lebih baik.
Tujuan pembelajaran
membaca dalam hati agar siswa dapat:
- berkonsentrasi fisik dan mental
- membaca secepat-cepatnya
- memahami isi
- menghayati isi
- mengungkapkan kembali isi bacaan.
Sumber:
Haryadi. 2006. Retorika
Membaca. Rumah Indonesia : Semarang
Haryadi. 2012. Dasar-dasar
Membaca. Semarang
http://tugaskampuss.blogspot.com/2010/02/model-dan-metode-membaca.html
http://ahmadefendy.blogspot.com/2010/01/metode-membaca.html http://arisandi.com/jenis-jenis-membaca/
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2060360-jenis
membaca/#ixzz2DbeJmSv3
1 komentar:
Posting Komentar